Reuni 212 Jilid Dua, KH Maruf Amin ke Mana?


Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin (kanan) menunjukkan nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan calon Presiden dan Wapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan nomor urut 01. aktualitas.id/Kiki Budi Hartawan

AKTUALITAS.ID – Acara reuni akbar 212 jilid dua yang berlangsung di Monas, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018) tanpa kehadiran sosok Ketua MUI, KH Maruf Amin. Sejumlah peserta pun mempertanyakan kehadiran KH Maruf.

Nama KH Ma’ruf Amin melekat di hati jutaan umat muslim di aksi 212 pada tahun 2016 silam. Pasalnya calon wakil presiden nomor urut 01 tersebut merupakan orang yang mengeluarkan fatwa Ahok penista agama, dia pula yang ikut menjadi motor penggerak 212 bersama Habib Rizieq Shihab.

Massa yang hadir di reuni akbar 212, bernama Ahmad Ghazali asal Garut, Jawa Barat mengingat betul KH Ma’ruf Amin mengeluarkan fatwa Ahok penista agama di tahun 2016.

“Padahal dia dulu yang istilahnya jadi penggagas lah, dia yang mengeluarkan fatwa Ahok penista agama, saya ikut dulu itu tahun 2016, tapi sekarang dia malah ke sebelah (pemerintah),” kata Ghazali saat bertemu wartawan di Monas.

Dia mengaku masih menyegani dan hormat kepada KH Ma’ruf Amin meskipun kini telah dipinang Joko Widodo yang kerap dikritik para alumni 212.

“Wah beliau kiai saya bagaimana pun juga, saya masih hormat dengan beliau,” tambahnya.

Ghazali menyampaikan, ketidakhadiran KH Maruf Amin merupakan bukti bahwa kiai sepuh tersebut memiliki sejumlah kepentingan di Indonesia, terlebih menjadi pendamping Jokowi.

“Ya enggak mungkin juga datang ke sini lah, beliau kan orangnya Pak Jokowi. Tapi menurut saya enggak masalah juga beliau datang,” tandasnya.

Pada kesempatan yang lalu, cawapres nomor urut 01 ini memang sempat menanggapi reuni 212. Saat itu, Maruf memang mengakui jika dirinya tak akan hadir dalam reuni yang digelar hari ini.

“Untuk apa? Reuni itu untuk apa? Urusannya 212 sudah selesai, kalau hanya urusan kekeluargaan silaturahim (silakan). Tapi kalau ada agenda politik, tidak perlu,” kata Maruf, Selasa (13/11/2018) lalu.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>