Panik Wabah Corona, Dolar AS Tembus Rp 16.000


dolar

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hari ini tercatat menguat ke level Rp 16.000. Hal ini disebabkan oleh pasar keuangan yang panik akibat virus corona yang makin menyebar di Indonesia.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan bergeraknya dolar AS ke angka Rp 16.000 terjadi karena pasar melihat penanganan yang dilakukan oleh pemerintah.

“Ada kemungkinan setelah alat pendeteksi dari China sudah didistribusikan ke rumah sakit pemerintah atau swasta di setiap daerah, alat tersebut bisa berfungsi cepat untuk mendeteksi virus,” kata Ibrahim, Jumat (20/3/2020).

Dia mengungkapkan, dengan alat tersebut kemungkinan masyarakat yang terdampak diprediksi lebih banyak. Hal ini akan menjadi tantangan terbesar baik pemerintah pusat maupun daerah untuk bersama-sama melakukan sosialisasi hingga tingkat bawah.

“Pemerintah saat ini fokus ke masalah kesehatan terutama rumah sakit guna menangani kasus Covid-19, sedangkan Bank Indonesia fokus melakukan intervensi di pasar DNDF, karena saat ini kepanikan pasar yang mengakibatkan rupiah melemah,” kata dia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bank sentral sudah berupaya melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan selalu menyediakan suplai dolar AS di pasar. Tujuannya untuk menenangkan pasar.

“Kami lakukan dengan intervensi baik secara tunai, spot maupun secara forward melalui Domestik Non Delivery Forward. Ini untuk menjaga mekanisme pasar dan agar tidak terjadi kepanikan dan memberikan confidence di pasar,” kata Perry.

Untuk cadangan devisa (cadev) sendiri, Perry memastikan kondisinya masih lebih dari cukup. Hingga akhir Februari 2020 posisinya masih US$ 130,4 miliar.

“Tentu saja berkoordinasi dengan pemerintah, Menkeu, Menteri BUMN, tentu saja langkah lanjutan akan dilakukan bagaimana kemudian berbagai program maupun pembiayaan budget nanti juga akan didatangkan devisa,” tambahnya.

Selain itu, BI juga masih terus melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas oleh investor asing. Total SBN yang sudah dibeli BI dari investor asing mencapai Rp 163 triliun.

“Sehingga ini bisa kurangi tekanan pada pasar SBN. Dengan OJK kami koordinasi dengan menjaga pasar tetap berjalan. Fokus kami menjaga confidence, memastikan bekerjanya mekanisme pasar, dan menjaga kecukupan likuiditas baik rupiah maupun valas,” tambahnya.

Perry menjelaskan, yang terjadi saat ini adalah kepanikan investor yang merata di seluruh pasar keuangan. Sebab virus corona begitu cepat menyebar ke berbagai negara termasuk negara maju.

Kepanikan itu membuat para investor melakukan penjualan asetnya secara bersamaan dan menerimanya dalam bentuk dolar AS. Hal itulah yang membuat dolar AS menggila, lantaran banyak diserap oleh pasar termasuk di Indonesia.

Menurut data yang dia punya, hingga 19 Maret 2020 telah terjadi penarikan dana asing (capital outflow) yang totalnya mencapai Rp 105,1 triliun. Terdiri dari SBN yang dilepas asing Rp 92,8 triliun dan pasar saham Rp 8,3 triliun.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>