Soal Data Kasus Corona, Kepala BNPB: Harus Satu Sumber


Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (tengah) didampingi pejabat terkait memberikan keterangan kepada media berita terkini mengenai kasus COVID-19 di Kantor Pusat BNPB, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Dalam keterangannya Doni menyampaikan bahwa kasus positif COVID-19 berjumlah 96 kasus per hari Sabtu (14/3/2020), dari total kasus yang tersebut 8 sembuh dan 5 meninggal dunia. AKTUALITAS.ID/Munzir.

AKTUALITAS.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo angkat bicara menyikapi perbedaan data terkait jumlah kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Ia mengaku sudah mengingatkan jajarannya agar satu suara dan satu sumber dalam menyampaikan data terkait kasus virus corona.

Pernyataan ini disampaikan Doni menyikapi pemberitaan tentang pernyataan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo yang mengonfirmasi terkait perbedaan data antara yang dimiliki oleh pihaknya dengan milik Kementerian Kesehatan kasus virus corona.

“Kemudian menyangkut masalah Kapusdatin. Ini tadi malam sudah kami ingatkan supaya memang ada data yang masuk. Tetapi sekali lagi data ini harus satu suara, satu sumber,” kata Doni dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI yang dilakukan secara virtual pada Senin (6/4/2020).

Doni melanjutkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dan penyampaian data selanjutnya akan diatur oleh Juru Bicara pemerintah khusus penanganan virus corona Achmad Yurianto.

Menurutnya, pihaknya akan menggabungkan data dari BPBD dan Kementerian Kesehatan sehingga diharapkan dapat menemukan data terkait kasus virus corona yang pasti.

“Jadi nanti paralel dari BPBD nanti akan kita gabungkan dengan data dari Kementerian Kesehatan dan kita harapkan pada suatu ketika nanti data ini akan bertemu,” tutur Doni.

Sebelumnya, sejumlah media memberitakan bahwa Agus mengakui terjadi perbedaan data terkait virus corona. Menurutnya, data yang disampaikan BNPB selama ini merupakan milik Kementerian Kesehatan, sementara BNPB mempunyai data sendiri.

“Ya memang betul adanya. Saya juga belum tahu kenapa bisa tidak sinkron, tapi kita punya data dua-duanya. Jadi BNPB mengumpulkan data, baik dari sisi daerah laporannya ada juga kita, dari sisi Kemenkes juga kita punya dua-duanya, kita sandingkan. Tapi yang dipublikasi, karena yang jubirnya Pak Yuri, jadi yang publikasi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kita publikasikan,” jelas Agus dalam tayangan YouTube di channel Energy Academy Indonesia, seperti dilihat pada Senin (6/4).

Tapi, kata Agus, di belakang layar BNPB punya seluruh data.

“Kita menggunakan juga dengan provider telekomunikasi kita akan track kita catat seluruh nomor telepon dari kasus positif tadi sehingga kita bisa tahu dengan siapa saja orang ini berhubungan. Jadi kita bisa tahu, tracing-nya kita tahu semua,” imbuh Agus.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>