Usai Satu ASN Meninggal, Kantor Kecamatan di Surabaya Ditutup


Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

AKTUALITAS.ID – Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menutup sementara Kantor Kecamatan Tandes sampai 28 April, setelah salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) meninggal dunia usai menjalani tes swab polymerase chain reaction (PCR) terkait virus corona (Covid-19).

Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser mengatakan ASN yang meninggal dunia itu seorang laki-laki. Menurutnya, penutupan Kantor Kecamatan Tandes dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.

“Untuk mengantisipasi kita gunakan protap kesehatan. Tapi, apakah dia itu [positif]? Belum. Karena belum keluar [hasilnya]. Nanti kalau sampai hasilnya, Kalau dia negatif, kembali semua bekerja seperti semula,” kata Fikser, Rabu (15/4/2020).

Fikser menjelaskan ASN tersebut sempat dilarikan ke salah satu rumah sakit di Surabaya, dan telah menjalani tes swab PCR. Namun, sebelum hasilnya keluar yang bersangkutan meninggal dunia.

Ia mengatakan ASN tersebut belum bisa dipastikan terinfeksi virus corona. ASN ini juga bukan berstatus orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP).

“Karena hasilnya belum ada. Dia belum status [ODP tau PDP]. Dia cuma sakit. Saya enggak tahu [gejalanya], saya bukan dokter,” ujar Fikser.

Menurut Fikser, untuk sementara para pegawai Kecamatan Tandes sementara bekerja dari rumah. Meski begitu pelayanan kepada masyarakat tetap buka, namun dilakukan secara daring.

“Memang di sana lakukan pembatasan bekerja dari rumah, bukan lock. Karena ada salah satu karyawan meninggal dunia tapi protapnya seperti ini. Protap kesehatan,” katanya.

Senada Camat Tandes, Dodot Wahluyo mengatakan salah satu pegawainya itu meninggal dunia setelah satu hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhakti Darma Husada (RS BDH) Surabaya.

Dodot mengaku masih sempat bertemu dengan ASN yang meninggal dunia tersebut pekan lalu, Rabu (8/4). Ia menjalankan aktivitas seperti biasa, sekaligus olah raga bersama setiap pagi sesuai imbauan pencegahan virus corona.

Selepas itu, kata Dodot, ASN tersebut sudah tak terlihat lagi masuk kantor. Menurutnya, ASN itu mengeluh pusing usai menyantap durian. ASN itu kemudian dibawa ke rumah sakit, Senin 13 April. Namun, setelah sehari dirawat, ASN tersebut meninggal dunia.

“Kalau saya enggak tahu [sakit apa], yang tahu kan medis. Kalau dia kemarin sempat bilang saya pusing, pak. Katanya habis makan durian. Lah diakan ada darah tinggi sama diabet. Lah gitu aja pusing karena duren,” kata Dodot.

Dodot menyebut sekitar 30 pegawai Kecamatan Tandes pun bekerja dari rumah sampai dua minggu ke depan. Ia melarang pegawainya masuk sampai aktivitas kantor dibuka kembali.

“Kerja dari rumah, tidak libur. Semua pegawai kecamatan, kurang lebih 30 orang. Sampai dua minggu ke depan,” ujarnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>