Connect with us

Berita

Kisah Nabi Adam AS, Peletak Peradaban di Bumi (1)

20 anak keturunan Adam tersebar di berbagai wilayah dan membentuk komunitas kecil masyarakat. Teka-teki siapakah bapak manusia, tetap saja menjadi perbincangan hangat. Dalam Alquran, jawaban atas kegamangan tersebut tidak disebutkan secara tegas. Dalam surah Ali Imran ayat 59, misalnya: “Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, ‘Jadilah!’, maka jadilah sesuatu itu.” Selanjutnya, Abu al-Fida […]

Published

pada

20 anak keturunan Adam tersebar di berbagai wilayah dan membentuk komunitas kecil masyarakat.

Teka-teki siapakah bapak manusia, tetap saja menjadi perbincangan hangat. Dalam Alquran, jawaban atas kegamangan tersebut tidak disebutkan secara tegas.

Dalam surah Ali Imran ayat 59, misalnya: “Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, ‘Jadilah!’, maka jadilah sesuatu itu.”

Selanjutnya, Abu al-Fida Ibnu Katsir, dalam Qashash al-Anbiya’, mengatakan, setelah menciptakan Adam, Allah SWT menciptakan Hawa, jenis manusia lain berkelamin perempuan sebagai teman Adam. Keduanya diciptakan sebagai pasangan selama di surga hingga lalu turun ke bumi. (QS al-Baqarah [2: 35-36]).

Adam dan Hawa pun diusir dari surga dan diturunkan ke bumi akibat melanggar larangan memakan Khuldi. Hukuman ini pun bertambah berat karena ternyata Adam dan Hawa diturunkan di bumi dalam tempat yang terpisah.

Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung yang kini disebut dengan Puncak Adam atau al-Rohun yang kini terdapat berada di wilayah Sri Lanka atau India. Sedangkan, Hawa menjejakkan kakinya di bumi Arab.

Allah pun memerintahkan Adam untuk pergi ke Tanah Arab, seperti disebutkan Kitab Ara’is al-Majlis karya at-Tsa’alabi dari hadis Ibnu Jarir yang menyebutkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah SWT berfirman:

“Wahai Adam, Aku memiliki Tanah Haram (terhormat) yang berhadapan dengan singgasana-Ku (Arsy). Pergilah ke sana dana bangunlah sebuah rumah untuk-Ku di sana. Lalu berthawaflah kamu di rumah tersebut, sebagaimana halnya para malaikat. Di sanalah Aku memperkenankan doamu.”

Dengan bimbingan malaikat, Adam pun memulai perjalannya dari al- Rohun menuju ke Makkah. Malaikat tersebut juga membimbingnya untuk melakukan manasik. Di jalur perjalanan tersebut, disebutkan akan menjadi peradaban manusia yang besar nantinya.

Imam at-Thabari meriwayatkan, dari India Adam berangkat menuju Makkah, lalu ia mencari Hawa. Keduanya mendekat di Muzdalifah (mendekat), lalu mengetahui dan saling mengenali di Arafah, untuk berkumpul di Jama’i.

Tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah terpisah puluhan tahun ini dikenal sebagai Jabal Rahmah, yang berarti bukit atau gunung kasih sayang. Adam kemudian mengajak Hawa kembali ke daerah India untuk hidup dan berketurunan di sana.

Trending

Exit mobile version