Sekolah Belum Siap, Komisi X Sepakat Tahun Ajaran Baru KBM Tanpa Tatap Muka


Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Foto: dpr.go.id, Jaka/hr

AKTUALITAS.ID – Komisi X DPR Fraksi PKB sepakat dengan Kemendikbud yang masih belum memutuskan pendidikan tatap muka jelang tahun ajaran baru. Sekolah hingga orang tua dinilai belum siap untuk menerapkan tatap muka di sekolah untuk para murid di tengah pandemi Corona.

“Setuju, ini termasuk rekomendasi dari Komisi X, kita tidak ingin lembaga pendidikan menjadi klaster baru penularan COVID-19,” kata Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Syaiful Huda saat dihubungi, Sabtu (14/6/2020).

Syaiful mengatakan keputusan tersebut tepat lantaran pihak sekolah dinilai belum siap menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya pihak sekolah juga belum bisa menyediakan alat-alat kesehatan untuk menyokong proses kegiatan belajar di sekolah.

“Fakta di lapangan, sekolah sekolah banyak yang tak siap menerapkan protokol kesehatan COVID-19, banyak faktornya ketidakmampuan untuk melakukan pengadaan alat-alat kesehatannya,” ucap Syaiful.

Tidak hanya pihak sekolah, Syaiful menilai pihak orang tua juga banyak yang belum siap untuk melindungi anak dari Corona. Menurutnya banyak orang tua siswa yang bahkan tidak bisa mengantarkan anaknya ke sekolah.

“Jadi kesiapan ada di dua belah pihak, kesiapan sekolah yang tidak bisa adakan protokol kesehatan, kedua ketidaksiapan orang tua siswa,” ujarnya.

Meski demikian, Syaiful mengatakan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemendikbud harus mengevaluasi pendidikan jarak jauh yang telah berlangsung selama 3 bulan. Dia menilai PJJ selama 3 bulan belakangan tidak berjalan efektif.

“Stakeholder semua mengeluh, kesimpulan setelah mendengar dari semua pihak kepala sekolah, kepala dinas, orang tua, guru, dan siswa, tidak efektif. Jadi PJJ hampir 3 bulan tidak efektif,” ungkapnya.

“Butuh terobosan-terobosan termasuk relaksasi kurikulum, ini belum dirumuskan maksimal oleh Kemendikbud gimana adaptasi kurikulum ketika kurikulum itu pengajaran mengenai PJJ, belum dirumuskan detil, karena sekolah inisiatif masing-masing, ketika ada sekolah dan guru nggak bisa adaptasi inovasi, risikonya siswa dan orang tua jadi korban,” sambungnya.

Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjelaskan dimulainya tahun ajaran baru bukan berarti sekolah-sekolah akan kembali dibuka. Plt Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Hamid Muhammad menegaskan, dimulainya tahun ajaran baru ini berbeda dengan pembukaan sekolah untuk tatap muka.

“Saya tegaskan sekali lagi, tanggal dimulainya tahun ajaran baru itu berbeda dengan tanggal dimulainya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) tatap muka. Tolong itu dibedakan. Ini kadang-kadang rancu ya, bahwa tahun pelajaran baru itu juga pembukaan sekolah untuk tatap muka. Jadi tanggal 13 Juli umumnya yang mungkin berbeda dari satu provinsi dengan provinsi lain, itu adalah dimulainya tahun ajaran baru 2020-2021,” jelas Hamid, dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/6/2020)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>