Usai Bentrok dengan China, India Tambah Pasukan di Perbatasan


Tentara India siaga di perbatasan dengan China, FP/Tauseef Mustafa

Angkatan bersenjata India dilaporkan kembali memperkuat wilayah perbatasan dengan China di Himalaya, usai terjadi bentrokan yang menewaskan puluhan prajurit dua pekan lalu.

Hal itu terlihat dari jet-jet tempur India yang berlalu-lalang di atas wilayah tersebut pada Rabu (24/6).

Aktivitas itu dinilai sebagai unjuk kekuatan atas militer China di wilayah perbatasan yang disengketakan.

Sumber militer India mengatakan kepada AFP, Kamis (25/6/2020), bahwa tentara China telah menduduki sebidang tanah yang mencakup beberapa kilometer persegi di mulut lembah Galwan, menyusul bentrokan antar kedua belah pihak pada 15 Juni lalu.

Sebelumnya, kedua pihak secara terbuka telah menyatakan akan menarik diri pasca bentrokan yang menewaskan 20 tentara India itu. Kedua belah pihak tidak menggunakan senjata api dalam bentrokan mematikan itu, melainkan batu dan pentungan yang dipasangi paku.

Akan tetapi, kedua belah pihak masih mempertahankan pasukan di sekitar lembah, di mana India mengerahkan lebih banyak pasukan dan berusaha memperlihatkan kekuatan militer.

Jet-jet India lepas landas pada Rabu (24/6) dari sebuah pangkalan militer di Leh, kota utama India di wilayah yang disengketakan, lalu menuju perbatasan pegunungan yang berjarak 240 kilometer.

Ada pula pos-pos pemeriksaan di jalan-jalan utama di luar Leh dan hiruk-pikuk aktivitas militer di sekitar kota yang terletak pada 3.500 meter.

Dilansir AFP, warga sekitar melaporkan antrean panjang truk militer dan artileri memenuhi jalan-jalan terdekat.

“Kami sekarang memiliki kekuatan yang baik di daerah itu,” kata seorang pejabat Komando Utara tentara India kepada AFP tanpa menyebut nama.

Seorang pensiunan kapten tentara India, Tashi Chhepal, yang pernah bertugas di daerah itu dan bermarkas di Leh mengatakan mobilisasi itu belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah sensitif yang berbatasan dengan Pakistan dan China.

Juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, meminta India menaati perjanjian bilateral yang menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan China untuk melanjutkan perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan.

Kesepakatan bilateral menyebut pencegahan penggunaan senjata, tapi pertempuran keduanya masih berlangsung sengit.

Kedua negara terlibat perang perbatasan sejak 1962, tapi bentrokan pada 15 Juni lalu adalah yang paling mematikan dalam 53 tahun terakhir.

Menurut sumber militer India, insiden itu terjadi karena tentara China menyergap India dan memaksa mereka menuruni bukit.

Meski begitu, China balik menuduh tentara India dua kali melintasi Garis Kendali Aktual (LAC) yang merupakan batas tidak resmi dan memprovokasi.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>