Buronan Jadi Konsultan Bareskrim, IPW: Sungguh Luar Biasa Kinerja Polri


Foto Istimewa

AKTUALITAS.ID – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengungkap fakta baru soal sosok Djoko Tjandra. Diketahui, bahwa buron kasus pengalihan hak tagih Bank Bali itu ternyata saat ini adalah konsultan Bareskrim Polri.

Pantas saja jika kemudian Djoko mendapat keistimewaan luar biasa dan ‘karpet merah’ dari institusi Polri yang seharusnya menangkapnya.

Neta S Pane dalam keterangannya yang dilansir RMOLJateng mengatakan, DJoko Tjandra adalah konsultan Biro Korwas PPNS Bareskrim.

Itu terungkap dalam Surat Keterangan Pemeriksaan Covid 19 Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri No: Sket Covid –19/1561/VI/2020/Setkes tgl 19 Juni 2020 yang ditandatangani Dr Hambektanuhita dari Pusdokkes.

Kondisi ini disebut Neta menjadi sebuah keironisan tersendiri. Pasalanya, sebagai buronan yang paling dicari Bangsa Indonesia, tapi malah tak ditangkap Bareskrim Polri.

Djoko malah dijadikan konsultan dengan alamat juga di kantor Bareskrim di Jl Turonojoyo No 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. “Sungguh luar biasa kinerja Bareskrim Polri ini,” ujar Neta, Jumat (17/7/2020).

Berdasarkan penelusuran dan data yang didapat IPW, lanjutnya, Djoko Tjandra saat ini sudah tidak lagi ada di Indonesia. Djoko kini sudah berada di apartemennya di lantai 106 Apartement Exchange Kualalumpur, Malaysia.

Neta juga menyebut bahwa Djoko Tjandra bersama dua orang lain kabur dengan jet pribadi. Diduga jet pribadi itu diduga dari Halim Perdana Kusumah Jakarta langsung menuju Kuala Lumpur pada akhir Juni.

Saat hendak naik ke atas jet pribadi itu ketiganya sempat berselfi ria dengan menunjukkan Vis kepada Bangsa Indonesia.

Neta menduga, ‘bantuan’ yang didapat Djoko itu bukan saja akibat ulah oknum jendral polisi di Bareskrim saja sebagaimana disampaikan Divisi Humas Polri.

Hal itu menilik pada lenggang kangkungnya Djoko berseliweran di Indonesia kendati Djoko berstatus sebagai buronan kelas kakap.

“Tapi hal ini akibat persekongkolan jahat para jenderal polisi untuk melindungi dan memberi keistimewaan pada buronan kelas kakap yang paling dicari Bangsa Indonesia itu,” bebernya.

Akan tetapi, Neta pesimis dugaan persekongkolan pada oknum jendral itu bisa dibongkar.“Apakah persekongkolan jahat ini bisa dibongkar dan diusut tuntas? IPW tidak yakin,” tuturnya.

Ia lantas menyinggung sikap Presiden Jokowi yang dinilainya kurang merespon kasus ini.

“Apalagi Presiden Jokowi hanya slow-slow saja melihat kasus Joko Tjandra yang diberi keistimewaan dan karpet merah oleh para jenderal Polri ini,” pungkas Neta.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>