China UItimatum AS dan Sekutu Agar Tak Usik Persoalan Hong Kong


Foto: Istimewa

China menentang kecaman yang dilontarkan Amerika Serikat dan empat negara sekutunya terkait nasib Hong Kong.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan AS, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru harus menerima kenyataan bahwa Hong Kong sudah menjadi milik Negeri Tirai Bambu setelah diserahkan oleh Inggris pada 1997.

Kelima negara itu kerap disebut Five Eyes lantaran memiliki kemitraan bersama dalam bidang intelijen.

“Mau mereka memiliki lima atau sepuluh mata, jika mereka berani merugikan kedaulatan, kepentingan keamanan dan pembangunan China, mereka harus berhati-hati terhadap mata mereka yang dibutakan,” kata Zhao dalam jumpa pers rutin di Beijing pada Jumat (20/11).

Zhao mengatakan Hong Kong merupakan bagian tak terpisahkan dari China, di mana seluruh pejabat publik wilayah otonomi itu harus “setia kepada negara”.

“Itu adalah etika politik dasar di setiap negara di dunia, bukan?” tanya Zhao seperti dikutip Associated Press.

Pernyataan Zhao itu muncul menanggapi pernyataan bersama AS Cs yang mengecam pemecatan empat anggota parlemen Hong Kong pro-demokrasi oleh China.

Keempat anggota legislator itu sebelumnya juga dilarang mencalonkan diri lagi menjadi anggota parlemen karena menyerukan negara asing menjatuhkan sanksi terhadap China dan Hong Hong.

Tiga dari empat legislator itu hadir di pengadilan pada Kamis (19/11) setelah sehari sebelumnya ditahan karena mengganggu proses legislatif akibat berdebat ketika membahas RUU lagu kebangsaan pada awal tahun ini.

Kelima negara Barat itu menganggap langkah China itu merupakan upaya untuk membungkam kritik atau oposisi.

AS dan keempat sekutunya menyatakan bahwa China melanggar kewajiban dan komitmennya saat penyerahan Hong Kong dari Inggris pada 1997 lalu ,untuk memberikan wilayah itu otonomi dan kebebasan berpendapat.

Dalam kesepakatan penyerahan Hong Kong, China berjanji akan memberikan otonomi terkait urusan domestik selama 50 tahun kepada wilayah dengan 7,5 juta penduduk tersebut.