Berita
Presiden Brasil Ragukan Efektivitas Vaksin Buatan China
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, meragukan tingkat efektivitas vaksin virus corona (Covid-19) CoronaVac buatan perusahaan farmasi China, Sinovac , dalam uji klinis di Sao Paulo. Dilansir Associated Press, Sabtu (26/12), pernyataan itu disampaikan Bolsonaro dalam melalui pidato Natal tahunan. Bolsonaro mengatakan, “tingkat kemanjuran vaksin yang diuji klinis di Sao Paulo itu sangat rendah.” Namun, dia tidak […]
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, meragukan tingkat efektivitas vaksin virus corona (Covid-19) CoronaVac buatan perusahaan farmasi China, Sinovac , dalam uji klinis di Sao Paulo.
Dilansir Associated Press, Sabtu (26/12), pernyataan itu disampaikan Bolsonaro dalam melalui pidato Natal tahunan.
Bolsonaro mengatakan, “tingkat kemanjuran vaksin yang diuji klinis di Sao Paulo itu sangat rendah.” Namun, dia tidak merinci pernyataannya.
Dalam uji klinis vaksin CoronaVac buatan Sinovac yang dilakukan di negara bagian Sao Paulo dilaporkan tingkat kemanjurannya berada di atas 50 persen, dan di bawah 90 persen. Ambang batas itu ditetapkan oleh Lembaga Kesehatan Brasil, Anvisa.
Uji coba itu dilakukan bersama lembaga penelitian biomedis Institut Butantan.
Menteri Kesehatan Brasil, Jean Gorinchteyn, membenarkan hal itu.
Akan tetapi, Institut Butantan menolak membeberkan secara rinci tingkat efikasi vaksin itu terhadap 13 ribu relawan, karena terikat kontrak dengan Sinovac. Mereka menyatakan baru akan mengungkap hasilnya pada 7 Januari 2021 mendatang.
Uji coba vaksin itu juga dilakukan di Turki, Indonesia, dan China.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ambang batas kemanjuran vaksin setidaknya mencapai 50 persen. Namun, vaksin lain seperti buatan Pfizer/BioNTech telah mencapai kemanjuran 90 persen.
“Vaksin ini telah mencapai ambang kemanjuran yang memungkinkan kami untuk mencari izin penggunaan darurat,” ujar Direktur Butantan Institute, Dimas Covas, melansir AFP.
Covas mengatakan, klausul dalam kontrak Sinovac menegaskan bahwa hasil tes fase III hanya dapat dipublikasikan setelah semua uji klinis di seluruh dunia telah selesai.
Menurut keterangan Covas, pemerintah Brasil rencananya akan memesan 100 juta dosis vaksin Sinovac. Angka ini dua kali lipat dari angka pemesanan sebelumnya yang sempat diumumkan sebanyak 46 juta dosis.
Saat ini Brasil belum mengikat kesepakatan membeli vaksin buatan perusahaan Amerika Serikat seperti Pfizer atau Moderna. Vaksin buatan kedua perusahaan itu sudah disetujui untuk digunakan oleh sejumlah negara di dunia.
Akan tetapi, Brasil sudah sepakat akan membeli 100 juta dosis vaksin dari perusahaan farmasi AstraZeneca.
Saat ini 1.2 juta dosis vaksin Sinovac pesanan Indonesia sudah tiba. Namun, sebagian masyarakat masih mempertanyakan efektivitas dan kehalalan vaksin itu.
Pada Kamis (24/12) lalu, pemerintah Turki menyatakan dari hasil uji klinis memperlihatkan tingkat efektivitas vaksin CoronaVac mencapai 91.25 persen.
(Associated Press / AFP/ayp)
-
Ragam15 jam lalu
Dewa 19 Rilis Single Terbaru “Tak Ada Yang Sebanding Denganmu”, Ahmad Dhani sebagai Vokalis Utama
-
Multimedia15 jam lalu
FOTO: Pemerintah Bakal Bangun Giant Sea Wall Jakarta-Gresik
-
POLITIK20 jam lalu
Ganjar Pranowo: “Ojo Grusa-Grusu” dalam Menyikapi Wacana Kepala Daerah Dipilih oleh DPRD
-
POLITIK22 jam lalu
PKB Dukung Penuh Gagasan Prabowo untuk Reformasi Sistem Politik
-
Nasional24 jam lalu
Gibran Klaim Ibu-Ibu Paling Mendukung Program Makan Bergizi Gratis
-
POLITIK21 jam lalu
Data KPU: Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Mencapai 71 Persen
-
POLITIK8 jam lalu
Heddy Luqito: Selama Tahun 2024 DKPP Pecat 66 Penyelenggara
-
Jabodetabek16 jam lalu
Ikhlas Terima Kekalahan, RK Ucapkan Selamat dan Cium Tangan Pramono Anung