Connect with us

Berita

Megawati Minta Para Ibu-Ibu Berhenti Berikan Anak Mi Instan

AKTUALITAS.ID – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta para orang tua, khususnya ibu-ibu untuk berhenti memberikan anak-anaknya mi instan. Ia meminta agar para ibu di Indonesia benar-benar belajar soal gizi. “Coba buka yang namanya porang, itu gampang sekali di Google. Berunding lah kalian. Makanan sebegitu banyak, berhentilah memberi anak kalian itu mi. […]

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta para orang tua, khususnya ibu-ibu untuk berhenti memberikan anak-anaknya mi instan. Ia meminta agar para ibu di Indonesia benar-benar belajar soal gizi.

“Coba buka yang namanya porang, itu gampang sekali di Google. Berunding lah kalian. Makanan sebegitu banyak, berhentilah memberi anak kalian itu mi. Tapi mi shirataki boleh. Karena ini dari porang,” katanya dalam keterangan tulis, Rabu (24/3).

Presiden Kelima RI itu menjelaskan, Indonesia menghadapi tantangan stunting atau gizi buruk. Padahal alam Indonesia sangat kaya serta subur, sehingga banyak bahan pangan lain yang bisa diperoleh.

“Jadi bukan mi yang lain. Dari sisi kesehatan diberitakan bahwa anak stunting banyak. Ibu harus bergerak hatinya dengan keadaan itu. Coba ini jadi gerakan, ibu belajar gizi, kenapa anak stunting, kenapa anak anemia? Anemia itu darahnya tak sehat suka bikin lemas, masa ibu tak tergerak? Bangsa kita ini jadi bangsa apa nanti?” ujar Megawati.

Dia menyarankan agar rakyat Indonesia sebaiknya benar-benar mengembangkan 10 makanan pendamping beras. Megawati mengaku sangat sedih karena bahan pangan seperti porang, justru diolah oleh Jepang dan menjadi beras shirataki yang menyehatkan dan bernilai ekonomis tinggi.

Megawati melanjutkan, porang itu sejenis umbi yang tampaknya masih saudara dengan talas.

“Yang saya sedih, ini beras merah putih. Ini beras putih (shiratakie). Ini mi-nya, ini seperti agar-agar. Yang saya sedih, semua bahannya porang. Yang bikin Jepang. Itu yang saya protes keras. Bahannya dari kita, tapi yang bikin orang,” kata Megawati.

Menurutnya, orang pintar Indonesia seharusnya melakukan sesuatu terhadap hal ini. Menciptakan sebuah metode bagaimana agar bahan pangan ini bisa diolah di dalam negeri. Sehingga tak sekedar mampu memproduksi bahan mentah.

“Padahal setelah jadi, harganya mahal,” tutup Megawati.

Trending

Exit mobile version