Berita
Protes Sanksi Uighur, China Panggil Dubes AS hingga Inggris
Pemerintah China murka dan memanggil duta besar dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Uni Eropa atas pemberian sanksi terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur di Xinjiang. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan sanksi itu melecehkan dan mencoreng reputasi dan harga diri China, seperti dilansir Associated Press, Rabu (24/3). “Saya […]

Pemerintah China murka dan memanggil duta besar dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Uni Eropa atas pemberian sanksi terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur di Xinjiang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan sanksi itu melecehkan dan mencoreng reputasi dan harga diri China, seperti dilansir Associated Press, Rabu (24/3).
“Saya memperingatkan supaya mereka tidak menganggap remeh ketegasan kami dalam mempertahankan kepentingan nasional dan harga diri bangsa China, dan mereka akan membayar harga atas sikap arogan itu,” kata Hua dalam jumpa pers di Beijing.
Protes itu disampaikan beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, bertemu membahas sanksi dan kritik dari negara-negara Blok Barat terkait sejumlah masalah, mulai dari dugaan pelanggaran HAM, pemanasan global hingga pandemi virus corona.
Pemerintah China membantah memenjarakan dan mencuci otak satu juta etnis Uighur di Xinjiang. Mereka menyatakan etnis Uighur secara sukarela mengikuti program pelatihan keterampilan dan deradikalisasi yang ditawarkan oleh pemerintah.
Menurut laporan AS dan sekutunya, China menahan satu juta etnis Uighur dan memaksa mereka untuk meninggalkan keyakinan dan budaya, dan menyatakan sumpah setia kepada Partai Komunis China dan Presiden Xi Jinping.
Sebelum rangkaian aksi Eropa ini, Amerika Serikat juga menjatuhkan beberapa sanksi terhadap sejumlah pejabat China, terakhir pada Senin (22/3).
Sementara itu, Selandia Baru dan Australia juga mendukung upaya penjatuhan sanksi negara-negara Barat tersebut. Namun, mereka tak menjatuhkan sanksi sendiri terhadap China.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa China “terus melakukan genosida dan kejahatan kemanusiaan di Xinjiang.”
Kementerian Luar Negeri Inggris pun menyatakan bahwa rangkaian sanksi ini merupakan “sinyal paling jelas untuk menunjukkan bahwa masyarakat internasional bersatu untuk mengecam pelanggaran HAM China di Xinjiang.”
-
NASIONAL13/03/2025
Prabowo Siapkan Penjara di Pulau Terpencil buat Koruptor: Mereka Gak Bisa Kabur!
-
RAGAM14/03/2025
Film “The Brutalist” Sukses Raup 45 Juta Dolar AS di Box Office
-
DUNIA13/03/2025
Sidang Malapraktik Maradona: Teriakan Keadilan Menggema di Argentina
-
RAGAM13/03/2025
Dul Jaelani Ungkap Menu Favorit saat Berbuka Puasa: Gorengan dan Teh jadi Menu Favorit
-
MULTIMEDIA13/03/2025
FOTO: Hakim Tolak Keberatan Tom Lembong dalam Kasus Korupsi Importasi Gula
-
RAGAM13/03/2025
Baim Wong: Saya Tidak Pernah Ajarkan Anak Membenci Ibunya
-
MULTIMEDIA14/03/2025
FOTO: Komisi I DPR Rapat dengan Panglima dan Kepala Staf Bahas RUU TNI
-
OLAHRAGA13/03/2025
Amorim: MU Siap Buktikan Diri di Tengah Kritik Ratcliffe