Usia Kematian Aktivis, Warga Palestina Demontrasi Menentang Presiden Mahmoud Abbas


Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Foto [Anadolu Agency]

Para pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan Palestina pada hari ketiga demo di Tepi Barat yang diduduki yang dipicu kematian seorang aktivis di dalam penjara. Aktivis Nizar Banat dikenal sebagai pengkritik lantang Otoritas Palestina (PA).

Ratusan orang berkumpul di kota Ramallah – markas PA – meneriakkan slogan menentang Presiden Mahmoud Abbas, dua hari setelah pasukan keamanan Abbas menangkap Nizar Banat.

Menurut keluarga Banat, sebanyak 24 petugas polisi memukulnya di kepala dengan tongkat dan besi. Kematiannya dikonfirmasi beberapa jam setelah penangkapannya.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan poster Banat, dan menyerukan Abbas mengundurkan diri.

“Rakyat ingin menggulingkan rezim,” teriak massa, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (27/6).
“Mundur, Abbas.”

“Kami ingin reformasi politik total yang benar-benar akan mencerminkan kepentingan rakyat,” kata salah seorang pengunjuk rasa, Esmat Mansour kepada Reuters.

Ketika para pengunjuk rasa mulai berjalan menuju kantor Abbas, sekelompok pendukung Abbas memblokir aksi tersebut, memicu saling lempar dari kedua belah pihak. Pasukan keamanan Palestina dengan perlengkapan anti huru hara menembakkan gas air mata dan granat setrum ke arah pengunjuk rasa dan membuat massa lari untuk melindungi diri.
Sedikitnya lima jurnalis – empat dari mereka merupakan perempuan – terluka dalam unjuk rasa tersebut, termasuk koresponden Middle East Eye, Shatha Hammad, terkena selongsong gas air mata di wajahnya.

Hammad mengatakan pasukan PA sengaja menargetkan jurnalis, dan mengerahkan polisi berpakaian preman untuk menyerang dan menangkap demonstran.

Menurut sumber medis, setidaknya 20 orang terluka dalam bentrokan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan PA bertindak untuk menangani “perilaku kriminal”.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>