Taliban Berhasil Rebut Jalur Perdagangan Afghanistan-Pakistan


Ilustrai, Militan Taliban di Afghanistan ©AFP PHOTO/FARIDULLAH AHMADZAI

Kelompok Taliban berhasil menguasai Kota Wesh di distrik Spin Boldak, Provinsi Kandahar yang merupakan jalur utama penghubung dan perdagangan antara Afghanistan dan Pakistan.
Hal itu terjadi setelah milisi Taliban bertempur dan memaksa pasukan Afghanistan menyerah dan mundur dari daerah itu.

“Para mujahidin berhasil menguasai kota West di Kandahar. Maka dari itu, jalan raya yang menghubungkan Spin Boldak dan Chaman dan Kandahar dikuasai mujahidin,” kata Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam keterangan tertulis seperti dilansir Reuters.

Sampai saat ini pemerintah Afghanistan belum memberikan tanggapan setelah Kota Wesh yang berada dekat dengan perbatasan Durand Line yang memisahkan mereka dengan Pakistan direbut Taliban.

Jalan raya di Kota Wesh setiap hari dilintasi sekitar 900 truk yang membawa komoditas perdagangan menuju Pakistan, Iran dan kawasan Asia Tengah.

Menurut Ketua Kamar Dagang dan Investasi Afghanistan, Shafiqullah Attai, yang berkedudukan di Ibu Kota Kabul, dalam beberapa pekan terakhir Taliban menguasai Kota Islam Qala dan Turghundi di Provinsi Herat, Kota ShirKahn Bandar di Provinsi Kunduz dan pos perbatasan Abu Naser Farahi di Provinsi Farah.

Dengan menguasai kawasan perbatasan, Taliban kini bisa memungut cukai dari pengguna jalan atau menyita barang dagang dan menghambat pemasukan bagi pemerintah Afghanistan.

“Kami belum mendapatkan angkat pasti tentang volume perdagangan di kawasan perbatasan itu. Karena saat ini dikuasai Taliban, maka seluruh pemasukan masuk ke kantong mereka,” ujar Attai.

Serangan Taliban semakin gencar dilakukan di tengah proses penarikan pasukan koalisi asing Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Amerika Serikat. Juru runding Taliban, Shahabuddin Delawar, mengatakan wilayah-wilayah yang mereka rebut mencakup 250 dari keseluruhan 398 distrik di Afghanistan.

Proses perundingan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan pun berjalan tersendat. Penduduk setempat khawatir jika perundingan kedua belah pihak berlarut-larut, maka negara itu akan kembali masuk ke dalam pusaran perang saudara.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>