Connect with us

Berita

Soal Pengakuan Mantan Karyawan, Anggota Parlemen AS Minta Facebook Diselidiki

Anggota parlemen AS menyerang Facebook pada Selasa, menuduh CEO Mark Zuckerberg lebih mementingkan keuntungan semata daripada keamanan pengguna. Anggota parlemen juga meminta regulator menyelidiki tuduhan mantan karyawan atau pembocor rahasia yang menyebut perusahaan media sosial itu membahayakan kesehatan mental anak-anak dan memicu perpecahan. Dalam rapat dengar pendapat subkomite Perdagangan Senat, mantan karyawan Facebook, Frances Haugen […]

Published

pada

Anggota parlemen AS menyerang Facebook pada Selasa, menuduh CEO Mark Zuckerberg lebih mementingkan keuntungan semata daripada keamanan pengguna. Anggota parlemen juga meminta regulator menyelidiki tuduhan mantan karyawan atau pembocor rahasia yang menyebut perusahaan media sosial itu membahayakan kesehatan mental anak-anak dan memicu perpecahan.

Dalam rapat dengar pendapat subkomite Perdagangan Senat, mantan karyawan Facebook, Frances Haugen menyerukan transparansi bagaimana Facebook memikat pengguna menghabiskan waktu menggunakan media sosial tersebut dan menciptakan banyak peluang bagi pengiklan untuk menjangkau mereka.

“Selama Facebook beroperasi dalam bayang-bayang, menyembunyikan penelitiannya dari pengawasan publik, itu tidak bertanggung jawab,” ujar Haugen, mantan manajer produk di tim misinformasi sipil Facebook, dilansir Reuters, Rabu (6/10).

Haugen meninggalkan perusahaan itu dengan membawa puluhan ribu dokumen rahasia.

“Pimpinan perusahaan tahu bagaimana membuat Facebook dan Instagram lebih aman, tetapi tidak akan membuat perubahan yang diperlukan karena mereka telah menempatkan keuntungan astronomis mereka di atas masyarakat. Tindakan kongres diperlukan,” jelasnya.

Anggota parlemen baik dari Demokrat maupun Republik ramai-ramai mengecam Facebook, menggambarkan meningkatnya kemarahan di Kongres dengan perusahaan yang juga memiliki Instagram dan WhatsApp tersebut.
Senator Republik, Dan Sullivan mengaku prihatin bagaimana Facebook Instagram mempengaruhi kesehatan mental anak-anak.

Haugen mengungkapkan dia adalah orang yang memberikan dokumen yang digunakan dalam penyelidikan Wall Street Journal dan sidang Senat tentang bahaya Instagram terhadap gadis remaja. Dia membandingkan layanan media sosial dengan zat adiktif seperti tembakau dan opium.

Ketua panel Senator Richard Blumenthal, seorang Demokrat, mengatakan Facebook tahu produknya membuat ketagihan. Dia meminta Zuckerberg dihadirkan di hadapan komite, dan meminta Komisi Sekuritas dan Bursa dan Komisi Perdagangan Federal untuk menyelidiki Facebook.

“Anak-anak kita yang menjadi korban. Remaja saat ini yang bercermin merasa ragu dan tidak aman. Mark Zuckerberg seharusnya melihat dirinya sendiri di cermin,” ujar Blumenthal.

Blumenthal mengatakan juga mempertanyakan kepada Zuckerberg menolak rekomendasi untuk meningkatkan keamanan bagi pengguna platform media sosialnya.

Dalam unggahannya, Zuckerberg mengatakan Facebook tidak akan berhenti meneliti dampak sosialnya. Tapi dia menulis Kongres perlu memperbarui aturan untuk memperjelas usia legal bagi remaja untuk menggunakan layanan internet, bagaimana memverifikasi usia mereka dan di mana “menyeimbangkan privasi remaja sambil memberi orang tua visibilitas ke dalam aktivitas mereka.”

Senator Marsha Blackburn, seorang Republikan, menuduh Facebook menutup mata terhadap anak-anak di bawah usia 13 tahun yang menggunakan layanannya.

“Jelas bahwa Facebook memprioritaskan keuntungan di atas kesehatan anak-anak dan semua pengguna,” ujarnya.

Pekan lalu, kepala keamanan global Facebook, Antigone Davis, menyampaikan di depan Kongres pihaknya berusaha untuk merilis studi internal tambahan dalam upaya untuk lebih transparan tentang temuannya.

Trending

Exit mobile version