Connect with us

Berita

Nabi SAW Tolak Stigma Perempuan Penjerumus Lelaki ke Neraka

Stigma tentang perempuan adalah penjerumus lelaki ke neraka bukanlah barang baru dalam peradaban umat manusia. Rasulullah SAW menolak pandangan tersebut sekaligus memberikan kesaksiannya tentang kemuliaan perempuan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah, Rasulullah SAW bersabda, “Laa tu’dziniy fii Aisayata fa-inna al-wahya lam ya’ti wa anaa fi tsaubi imra-atin illa Aisyah,”. Yang artinya, “Jangan sakiti […]

Published

pada

Stigma tentang perempuan adalah penjerumus lelaki ke neraka bukanlah barang baru dalam peradaban umat manusia. Rasulullah SAW menolak pandangan tersebut sekaligus memberikan kesaksiannya tentang kemuliaan perempuan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah, Rasulullah SAW bersabda, “Laa tu’dziniy fii Aisayata fa-inna al-wahya lam ya’ti wa anaa fi tsaubi imra-atin illa Aisyah,”. Yang artinya, “Jangan sakiti saya tentang Aisyah, karena wahyu turun pada saya justru ketika berada dalam selimut Aisyah,”.

Ustadz Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku 60 Hadis Hak-Hak Perempuan dalam Islam menjelaskan ucapan Rasulullah SAW disampaikan kepada Sayyidah Ummu Salamah sebagai ajakan untuk tidak saling mengejek antara istri-istri. Setidaknya dalam teks ini, tidak kepada Sayyidah Aisyah sebab posisi beliau begitu istimewa di mata Nabi Muhammad SAW.

Salah satu alasannya adalah karena wahyu pernah turun ketika Nabi Muhammad SAW sedang di dalam selimut Aisyah. Atau bisa jadi, ini makna lain, sedang dalam satu selimut dengan Sayyidah Aisyah. Tepatnya sedang tidur bersama dengannya.

Di samping persoalan wahyu dan pribadi Sayyidah Aisyah, teks hadits tersebut sangat relevan untuk mengkritik orang-orang yang masih beranggapan perempuan akan menjauhkan laki-laki dari Tuhan. Dalam berbagai peradaban, Ustadz Faqih menjelaskan, perempuan seringkali dianggap sebagai faktor yang menghambat seseorang untuk bisa dengan Tuhan. Perempuan kerap distigma kotor, bagian dari setan, atau setidaknya pengganggu konsentrasi.

Pada masa Nabi Muhammad SAW, beberapa sahabat juga meyakini hal tersebut dan memilih tidak menikah demi mencapai kedekatan dengan Allah SWT. Keyakinan inilah yang dikoreksi Nabi Muhammad SAW dan diluruskan.

Rasulullah justru menyatakan mereka yang meninggalkan menikah sebagai alasan untuk dekat dengan Allah adalah orang yang memunggungi sunnahnya. Perempuan sama sekali tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang inheren bisa menjauhkan laki-laki dari Allah SWT. Begitupun sebaliknya, laki-laki bukanlah pengganggu bagi perempuan.

Trending

Exit mobile version