Connect with us

Dunia

PM Belanda Desak Netanyahu untuk Setujui Gencatan Senjata di Gaza

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Perdana Menteri Belanda Dick Schoof pada Selasa mendesak mitra Israel nya Benjamin Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza agar tidak terjadi peningkatan ketegangan di Timur Tengah.

School menulis pada X dia mengadakan “percakapan yang baik” dengan Netayahu dan menekankan “pentingnya keamanan Israel bagi Belanda”, usai dirinya melakukan panggilan telepon.

PM Belanda itu menggarisbawahi “kebutuhan mendesak untuk mencegah eskalasi lebih jauh di Timur Tengah” dan meminta agar lingkaran kekerasan dan pembalasan dihentikan.

“Penting bagi para pihak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata segera di Gaza, membebaskan para sandera dan mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Gaza yang menderita tanpa hambatan,” ujar Schoof, memastikan bahwa negaranya “mendukung segala upaya mencapai gencatan senjata.”

Selama berbulan-bulan, Amerika Serikat, Qatar dan Mesir telah berusaha membantu Israel dan Hamas mencapai kesepakatan untuk memastikan terjadinya pertukaran sandera dan gencatan senjata serta memungkinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Namun, upaya mediasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas mengakhiri perang.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera.

Konflik tersebut telah mengakibatkan kematian lebih dari 40.170 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 92.740 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Selain itu. blokade yang sedang berlangsung di Gaza telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sehingga menyebabkan sebagian besar wilayah mengalami kehancuran.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan, namun tetap diserang pada 6 Mei. (Yan Kusuma)

Trending

Exit mobile version