EKBIS
Menteri Swedia Larang ada Buah Pisang di Ruangannya

AKTUALITAS.ID – Menteri Kesetaraan Gender dan Kehidupan Kerja Swedia, Paulina Brandberg, menjadi sorotan setelah terungkap bahwa dia memiliki fobia parah terhadap pisang. Fobia ini bahkan membuat stafnya harus memastikan tidak ada jejak buah tersebut di ruangan mana pun yang akan dia masuki, baik untuk rapat maupun acara resmi.
Bocoran email yang diterbitkan surat kabar Expressen mengungkapkan bahwa staf Paulina secara rutin menginstruksikan pembersihan ruangan sebelum dia hadir. Salah satu email yang dikirim ke kantor Ketua Parlemen Swedia pada September lalu meminta agar tidak ada satu pun pisang di ruangan tempat Paulina akan menghadiri rapat. Langkah ini diambil karena alergi parah yang dialaminya.
“Kami akan mengamankan konferensi agar tidak ada pisang,” tulis salah satu staf dalam email tersebut.
Dukungan Perdana Menteri dan Rekan Kerja
Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, memberikan pembelaan terhadap Paulina atas fobia yang ia sebut sebagai masalah pribadi yang tidak memengaruhi kinerjanya sebagai menteri.
“Saya menghormati orang-orang yang memiliki berbagai fobia. Sangat tidak pantas jika seorang menteri yang bekerja keras dipermalukan karena kondisi seperti ini,” kata Kristersson pada Kamis (14/11/2024).
Rekan Paulina dari Partai Liberal, Menteri Pendidikan Johan Pehrson, turut mengkritik perhatian media yang berlebihan terhadap fobia ini. “Dia adalah seorang liberal yang teguh dan mantan jaksa. Fokus kita seharusnya pada kinerjanya, bukan pada fobianya,” tulis Pehrson di media sosial X.
Solidaritas dari Oposisi
Dukungan juga datang dari anggota oposisi seperti Teresa Carvalho dari Partai Sosial Demokrat. Teresa mengungkapkan bahwa ia memiliki fobia serupa. “Dalam banyak hal, kami memiliki perbedaan pandangan. Tapi dalam hal ini, kami bersatu melawan musuh yang sama,” ujarnya.
Paulina sendiri mengakui bahwa ia sedang berusaha mengatasi fobianya dengan bantuan profesional. Ia berharap masyarakat dapat lebih memahami bahwa fobia adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian dan dukungan, bukan bahan ejekan.
Kasus ini menjadi pengingat penting tentang toleransi dan empati terhadap mereka yang memiliki fobia, terlepas dari posisi atau jabatan mereka. (Enal Kaisar)
-
EKBIS13/03/2025
Menhut: Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan Segera Diresmikan
-
NASIONAL13/03/2025
Prabowo Siapkan Penjara di Pulau Terpencil buat Koruptor: Mereka Gak Bisa Kabur!
-
RAGAM14/03/2025
Film “The Brutalist” Sukses Raup 45 Juta Dolar AS di Box Office
-
DUNIA13/03/2025
Sidang Malapraktik Maradona: Teriakan Keadilan Menggema di Argentina
-
RAGAM13/03/2025
Dul Jaelani Ungkap Menu Favorit saat Berbuka Puasa: Gorengan dan Teh jadi Menu Favorit
-
MULTIMEDIA13/03/2025
FOTO: Hakim Tolak Keberatan Tom Lembong dalam Kasus Korupsi Importasi Gula
-
RAGAM13/03/2025
Baim Wong: Saya Tidak Pernah Ajarkan Anak Membenci Ibunya
-
MULTIMEDIA14/03/2025
FOTO: Komisi I DPR Rapat dengan Panglima dan Kepala Staf Bahas RUU TNI