Connect with us

Jabodetabek

Jakarta Masuk 20 Besar Udara Terburuk Dunia pada Sabtu Pagi

Published

on

Petugas melakukan pengujian contoh uji air, tanah dan udara di Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) DKI Jakarta, Selasa (27/8/2024). Laboratorium tersebut kini beroperasi sebagai laboratorium lingkungan hidup berstandar internasional yang berfungsi mendukung tugas DLH Jakarta dalam pemantauan, pengawasan, dan penegakan hukum lingkungan hidup. (ANTARA FOTO)

AKTUALITAS.ID – Ibu kota Indonesia, Jakarta, kembali masuk dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan data yang dirilis oleh situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.17 WIB, Jakarta menempati urutan ke-12 dengan indeks kualitas udara (AQI) mencapai angka 96.

Indeks kualitas udara tersebut menunjukkan bahwa Jakarta berada dalam kategori “sedang”. Kualitas udara dalam kategori ini umumnya tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan, namun dapat memengaruhi tumbuhan yang sensitif serta menurunkan nilai estetika lingkungan. Kategori “sedang” memiliki rentang PM2,5 antara 51 hingga 100.

Meskipun tidak termasuk dalam kategori yang mengancam kesehatan secara langsung, kondisi udara di Jakarta ini tetap menjadi perhatian. Pasalnya, kualitas udara yang menurun dapat berdampak pada kelompok sensitif seperti anak-anak, orang tua, dan penderita penyakit pernapasan.

Untuk diketahui, kualitas udara kategori “baik” berada pada rentang PM2,5 sebesar 0-50, di mana udara dalam kategori ini tidak menimbulkan efek buruk bagi kesehatan maupun lingkungan. Sebaliknya, kategori “tidak sehat” memiliki rentang PM2,5 sebesar 101-150, yang dapat merugikan kesehatan manusia dan hewan, serta merusak tumbuhan dan nilai estetika.

Pada hari yang sama, kota dengan kualitas udara terburuk di dunia adalah Kinshasa, Kongo, dengan AQI mencapai 179. Posisi kedua ditempati oleh Lahore, Pakistan (160), diikuti oleh Beijing, Cina (157), Kuwait City, Kuwait (134), dan Kampala, Uganda (124).

Selain Jakarta, Medan juga masuk dalam daftar 20 besar kota dengan kualitas udara terburuk. Medan berada di urutan ke-11 dengan AQI 97, tepat satu peringkat di atas Jakarta.

Situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kualitas udara, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta yang rentan terhadap polusi. Masyarakat diimbau untuk terus memantau kualitas udara melalui aplikasi atau situs pemantau, serta mengurangi aktivitas di luar ruangan ketika indeks kualitas udara menunjukkan peningkatan polusi.

Perhatian Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Dengan kondisi udara yang semakin memburuk, pemerintah dan masyarakat diharapkan bisa berperan aktif dalam upaya menurunkan tingkat polusi udara. Langkah-langkah seperti pengurangan emisi dari kendaraan bermotor, peningkatan penggunaan transportasi umum, serta penghijauan kota menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.

Selain itu, penggunaan masker saat berada di luar ruangan dapat membantu melindungi diri dari paparan polusi yang berbahaya. Kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan menjadi prioritas utama, terutama di tengah kondisi udara yang tidak menentu seperti saat ini.

Mari bersama-sama menjaga lingkungan dan kesehatan kita dengan lebih peduli terhadap kualitas udara di sekitar. Setiap tindakan kecil dapat membawa perubahan besar bagi kota yang kita cintai ini. (NAUFAL/RAFI)

Trending

Exit mobile version