Wakil Ketua MPR Ingatkan Politisi Muda Tak Halalkan Segala Cara Demi Kekuasaan


Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, (Foto: Ist)

AKTUALITAS.ID – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengingatkan para politisi muda agar tidak menghalalkan segala cara demi meraih kemenangan dalam kontestasi politik. Ia mewanti-wanti agar para politisi muda tak membawa isu agama dalam ajang politik.

Hal itu disampaikan Jazilul dalam Sosialisasi Empat Pilar di Mukernas Dewan Koordinasi Nasional (DKN) dan Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Gerakan Pemuda Kebangkitan (Garda) Bangsa di Bogor, Sabtu (3/4). Pada kesempatan itu ia mengulas dua strategi populer dalam kontestasi politik. Pertama, yakni strategi kekuasaan dengan membenarkan berbagai cara, termasuk cara licik. Pandangan politik ini pertama kali dikemukakan oleh filsuf Italia, Niccolo Machiavelli

Strategi kedua, berpolitik dengan filosofi yang dikenalkan Sun Tzu, yakni ‘kenali dirimu, kenali musuhmu, kenali medan perangmu’. Filosofi ini dianggap Jazilul paling pas untuk diterapkan untuk memperoleh suasana kondusif dalam berpolitik.

“Bagi kita bangsa yang berpancasila, tentu filosofi Sun Tzu lebih bisa diterima, dibanding praktek politik menggunakan segala cara (Niccolo Machiavelli). Karena meraih kemenangan dengan menghalalkan segala cara jelas tidak sesuai dengan Pancasila. Terlebih menggunakan agama sebagai alat politik maupun memisahkan agama dari politik, demi kepentingan kekuasaan. Apalagi tak jarang, para pengikut Machiavelli, ini mereka juga menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan norma-norma, asal tujuan politiknya tercapai,” ulas Jazilul dalam keterangannya, Minggu (4/4/2021).

Ia pun mengajak para politisi muda PKB yang tergabung di Garda untuk mengenali upaya mendapatkan kekuasaan yang dilakukan setiap lawan politik dan mencari kelemahannya agar bisa memenangkan pemilihan dengan cara yang lebih baik dan beradab. Ia melarang keras para juniornya untuk memanfaatkan agama sebagai alat politik, maupun menghalalkan segala macam cara untuk mencapai kemenangan.

Pada kesempatan itu, Jazilul juga mengingatkan siapa pun yang masuk dunia politik tidak mengedepankan kepentingan kehidupan pribadi. Dengan begitu, mereka dapat memperjuangkan aspirasi rakyat, tanpa berpikir keuntungan apa yang akan diperolehnya secara pribadi.

“Mereka juga harus memahami UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi, yang berfungsi sebagai penunjuk arah perubahan dan kemajuan. Ini penting agar mereka paham, apa yang hendak dicapai dalam pembangunan ini,” imbuh Jazilul.

Politisi, sambung Jazilul, mesti mengenal Undang-Undang yang menjadi petunjuk praktis dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Jangan sampai mereka melupakan UU, sehingga perjuangannya membela masyarakat malah bertentangan dengan ketentuan dan hukum yang berlaku.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>