NUSANTARA
Tragedi Balita Raya: Saat Gubernur Jadi Kontenkreator, Anak Kecil Meregang Nyawa Karena Cacingan
AKTUALITAS.ID – Di tengah gemerlap konten dan kegembiraan para pejabat yang asyik berjoget, kisah memilukan datang dari Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Raya, balita malang berusia tiga tahun, meninggal dunia pada 22 Juli 2025 akibat penyakit cacingan akut – penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan diobati.
Ironisnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang lebih sering disibukkan dengan pembuatan konten hiburan dan persiapan pernikahan anaknya, seolah tak menyadari penderitaan rakyat di bawahnya. Sebelumnya, pada 18 Juli 2025, dalam pesta pernikahan putri Wakil Bupati Garut dengan putra Gubernur Dedi Mulyadi, tiga orang tewas termasuk seorang polisi akibat kerumunan yang tak terkendali.
Sementara itu, di rumah sederhana yang beratap bilik dengan kandang ayam penuh kotoran di bawahnya, Raya tinggal bersama orangtuanya, Udin dan Endah, yang keduanya mengalami gangguan mental. Keluarga ini tidak tercatat dalam administrasi kependudukan sehingga sulit mengakses layanan kesehatan dan bantuan sosial.
Raya ditemukan dalam kondisi kritis oleh tim sosial @rumahteduhsahabat_iin pada 13 Juli 2025 dan segera dibawa ke rumah sakit. Namun, biaya pengobatan yang mencapai Rp 23 juta menjadi beban berat karena tidak ada bantuan dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, maupun lembaga zakat. Meski upaya sudah dilakukan, pada 22 Juli 2025, Raya menghembuskan napas terakhir.
Video yang beredar memperlihatkan cacing gelang sepanjang 15 cm yang masih hidup ditarik keluar dari hidung Raya, serta ratusan cacing hidup lainnya yang dikeluarkan dari tubuhnya. CT Scan menunjukkan cacing dan telurnya sudah menyerang otak balita itu.
Lebih memilukan lagi, di saat duka yang mendalam itu, sejumlah anggota DPR RI terlihat asyik berjoget usai Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025, sementara seluruh negeri merayakan kemerdekaan dengan riang gembira.
Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, mengungkapkan pernikahan orang tua Raya tidak tercatat secara resmi karena gangguan mental yang mereka alami. “Udin sering kabur saat banyak orang, sehingga pembuatan administrasi kependudukan terkendala,” ujar Wardi.
Kematian Raya adalah potret kelam kesenjangan sosial yang mencolok antara riang gembira para pejabat dan kesengsaraan rakyat kecil yang terabaikan. Kisah ini menjadi panggilan serius bagi pemerintah untuk tidak hanya fokus pada citra dan hiburan, tetapi juga memperhatikan dan menolong mereka yang paling membutuhkan. (Mun)
-
EKBIS28/10/2025 10:30 WIBRupiah Menghijau Tipis, Yen Jepang Jadi Juara Asia Saat Peso Filipina Justru Anjlok
-
NASIONAL28/10/2025 15:00 WIB
Kemenhan: TNI Siapkan Langkah Awal Pengiriman Pasukan Pedamaian ke Gaza
-
EKBIS28/10/2025 11:45 WIBHarga Jual dan Buyback Emas Antam Kompak Merosot Rp 45.000 Pagi Ini
-
NASIONAL28/10/2025 11:00 WIBDKPP Copot Nasrul Muhayyang dari Jabatan Ketua Bawaslu Sulawesi Barat
-
POLITIK28/10/2025 19:00 WIBKPP-DEM Gelar Diskusi Media Bahas Digitalisasi Pemilu Bareng KPU, Bawaslu dan Kemkomdigi
-
NASIONAL28/10/2025 12:00 WIBIrjen Anwar: Anggota Polri Terlibat LGBT Langsung Dipecat Tanpa Hormat
-
NUSANTARA28/10/2025 12:30 WIBViral ‘Party’ di Kapal Pinishi, Anggota DPRD PAN Langkat Abaikan Maklumat Zulhas?
-
JABODETABEK28/10/2025 13:00 WIBCiliwung Meluap, Rendam 20 RT di Jakarta