Connect with us

OtoTek

Pentingnya Kendaraan Listrik untuk Tekan Polusi di Jakarta

Published

pada

Ilustrasi bus listrik. (Antara)

AKTUALITAS.ID – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Indonesia melalui peningkatan penggunaan kendaraan listrik. Upaya ini terutama difokuskan untuk menurunkan tingkat polusi udara yang kian memburuk di ibu kota Jakarta.

Luhut menekankan pentingnya peralihan ke transportasi massal berbasis listrik, sebagai solusi untuk memperbaiki indeks kualitas udara Jakarta yang saat ini berada di kisaran 170 hingga 200, jauh di atas ambang batas aman. 

“Nanti akan ada 5.000 unit bus listrik yang bertahap kita masukkan,” ujar Luhut dalam keterangannya, Kamis (15/8/2024).

Tak hanya fokus pada transportasi umum, Luhut juga mendorong percepatan adopsi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.

Menurutnya, transportasi yang ramah lingkungan merupakan langkah krusial dalam mengurangi dampak negatif polusi udara yang telah menyebabkan kerugian kesehatan besar, dengan biaya pengobatan masyarakat mencapai Rp 38 triliun.

“Ke depan tidak akan ada lagi bus yang menggunakan solar, begitu juga dengan kendaraan pribadi. Transportasi berbahan bakar fosil memiliki dampak besar terhadap polusi udara, dan kita harus mengatasinya,” tambah Luhut.

Dalam upaya menurunkan polusi, Luhut juga menyatakan rencana penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten, yang telah beroperasi lebih dari 40 tahun. 

“Penutupan PLTU ini merupakan bagian dari upaya untuk menekan polusi udara di Jakarta, sehingga indeks kualitas udara bisa di bawah 100,” jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pemerintah menargetkan pengembangan 2 juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada tahun 2030. Target ambisius ini diharapkan dapat menghemat energi sebesar 29,79 million barrel oil equivalent (MBOE) dan mengurangi emisi gas buang sebanyak 7,23 juta ton CO2.

Agus Tjahjana, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, menjelaskan bahwa target tersebut merupakan bagian dari strategi percepatan program kendaraan listrik dan ekosistemnya, serta akselerasi transisi energi menuju net zero emission (NZE) pada tahun 2060.

Dengan langkah-langkah strategis ini, pemerintah berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, terutama di kawasan urban seperti Jakarta yang saat ini tengah menghadapi tantangan polusi udara yang serius. (YAN KUSUMA/RAFI)

Trending

Exit mobile version