Connect with us

RILEKS

Memoar Orang Tolol

Aktualitas.id -

Ilustrasi

ORANG TOLOL SEDUNIA! Ini kata sarkas Sahroni, anggota geng DPR kepada rakyat yang menyuarakan kejengkelan atas ketololan ucap dan sikap anggota geng Senayan itu.

Sangat menyedihkan! Melecehkan sekali dia mengatai rakyat yang memilih dan menyedekahinya dengan gaji yang layak untuk bayar pulsanya, listriknya, bensinnya, kos-kosannya, bahkan uang pensiun seumur hidupnya!

Sungguh ketololan yang nyata! Statemen yang menghukumi masyarakat yang sedih melihat polah tingkah orang yang sudah dimandati untuk ‘katanya’ mewakili aspirasinya.

Sebenarnya siapa yang tolol? Merekakah atau rakyat? Bahkan ketua geng Senayan bilang kalau gerbang DPR terbuka lebar dan siapa pun boleh datang untuk ‘bertegur sapa’. Ya semoga saja itu benar, bukan sekadar ucapan basa-basi yang terkesan meremehkan.

Ada benarnya juga kalau kemudian ada yang bilang bahwa Indonesia sedang bersedih hati dan tidak baik-baik saja. Sejumlah kejadian telah memperburuk stigma masyarakat terhadap gerombolan Senayan dan sejumlah pejabat pemerintah karena sikap, ucapan, dan tindakan yang niretika.

Kayaknya urat malu mereka sudah tak ada, muka mereka sudah sangat tebal dan kebas sehingga tak bisa merasakan segala lolongan rakyat yang makin masygul dengan ulah mereka.

Berpuluh ‘ungkapan kasih’ dari orang-orang cerdik pandai dan berintegritas yang menyuarakan kebenaran dan fakta yang menguliti kebobrokan pejabat negara korup dan anggota Senayan bermasalah juga dianggap angin lalu. Ketamakan dan keserakahan para pecundang bangsa itu terus dipertontonkan di depan mata.

Jadi ingat Gusdur yang menyamakan mereka dengan anak-anak TK. Menghebohkan sekaligus menghibur. Ungkapan yang menggelitik. Namun konon kabarnya, presiden ke 4 RI itu menyesali pernyataannya karena ia merasa berdosa telah meremehkan anak-anak yang suci, cerdas, dan kreatif dengan anggota DPR! Menusuk boyy…! Dia memang humoris!

Memang, wacana membubarkan DPR begitu nyaring dan lantang bagai bunyi sound horeg, tapi hal itu bisa dianggap seperti menggantang asap, upaya yang sia-sia bahkan nyaris tidak mungkin untuk saat ini. Namun, setidaknya itu jadi semacam ‘talak tiga’ dari ‘kaum jelata’ agar geng DPR punya sedikit empati — sedikit aja gak usah banyak-banyak.

Ini sekadar halu atau khayalan atau apa pun namanya, gimana kalau sekiranya gaji geng DPR itu disamain dengan gaji PNS? Lucu kali ya, mereka gak dapet tunjangan ini itu, tapi justru potongan ini itu.

Kayaknya patut diwacanakan… , tapi apa iya masih akan ada yang mau pontang-panting cari pemilih dan cetak poster wajah, lalu dipajang di pepohonan dan tembok pagar jalan? (Samsu)

TRENDING

Exit mobile version