Terkait Natuna, Kader Nasdem Minta Menhan Prabowo Jaga Wibawa Bangsa


Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, berbicara diacara Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019 di Jakarta, Selasa (14/5/2019). Dihadapan pendukungnya Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan. AKTUALITAS.ID/KIKI BUDI HARTAWAN.

AKTUALITAS.ID – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyatakan bakal bersikap ‘cool’ terkait China yang melanggar Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi NasDem Willy Aditya meminta Prabowo membuat pernyataan yang menunjukkan wibawa bangsa.

“Tentu ada pertimbangan dari Menhan terkait sikap tersebut. Saya pribadi juga bisa memahaminya. Namun sebagai Menhan, beliau mestinya bisa membuat gimik agar di dalam persepsi publik tetap ada harga diri bangsa ini yang dijaga.

Buatlah statement yang menunjukkan kewibawaan dan kedaulatan bangsa dan negara ini tetap terjaga atau tidak terancam,” kata Willy kepada wartawan, Sabtu (4/1/2020).

Willy menilai tim dari Kemenhan dan Kementerian Luar Negeri pasti melakukan kerja senyap dalam diplomasi terhadap China terkait polemik di Natuna. Dia menilai cara Prabowo kurang elegan sebagai Menhan dalam menyikapi masalah Natuna.

“Di sisi lain, ada tim dari Kemenhan yang melakukan kerja senyap bersama Kemenlu melakukan diplomasi terhadap China terkait Natuna itu. Jadi secara persepsi tetap positif, agenda pemerintah juga tetap berjalan. Kepentingan nasional pun bisa tetap terjaga. Intinya, jadi kurang elegan cara ‘main’ Menhan menyikapi kasus Natuna ini,” tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah lewat Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia akan mengambil langkah tegas terkait Laut Natuna yang diklaim China sebagai teritorial mereka. Retno menegaskan kapal China telah melakukan pelanggaran di ZEE RI.

Ada dua hal yang menjadi dasar argumen kedua negara, namun China hanya mengakui salah satunya. China punya Nine Dash Line atau 9 Garis Putus-putus yang dibuat mereka sejak 1947. 9 garis putus-putus itu diklaim China menjadi batas teritorial laut Negeri Tirai Bambu itu, membujur dari utara, menabrak laut Filipina, terus ke selatan, hingga mencaplok sebagian Perairan Natuna milik Indonesia.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>