Cegah Virus Corona, Muhammadiyah Tak Masalah Alkohol Jadi Antiseptik


Petugas PT Kereta Api Indonesia (Persero) membagikan masker secara gratis dan cairan cuci tangan saat sosialisasi mengenai penyebaran virus corona dan upaya pencegahan penularannya di Stasiun Pasar Senen, Senin (9/3/2020). Kegiatan edukasi tersebut guna menciptakan rasa aman kepada sesama pengguna kereta api. AKTUALITAS.ID/Munzir.

AKTUALITAS.ID – Ketua Muhammadiyah Disaster Manajemen Center, Budi Setyawan memperbolehkan alkohol dijadikan sebagai racikan antiseptik untuk menjaga kebersihan tangan guna mencegah merebaknya virus corona di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan untuk merespons masyarakat yang berbondong-bondong membeli alkohol di apotek di tengah langkanya cairan pembersih tangan atau hand sanitizer di beberapa tempat usai virus corona mewabah di Indonesia.

“Oleh karena itu lah kami tidak mempersoalkan penggunaan alkohol untuk alat kebersihan atau alat disinfektan,” kata Budi di Kantor PP Muhamamdiyah, Menteng, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Meski demikian, Budi menyatakan jenis alkohol yang diperbolehkan sebagai antiseptik kebersihan tangan bukan alkohol yang sifatnya memabukkan atau khamr.

Ia menyatakan hanya alkohol jenis tertentu saja yang sudah memenuhi standar medis untuk yang bisa digunakan sebagai alat kebersihan tangan.
“Kita menyadari penggunaan alkohol sebagai alat kebersihan sangat dimungkinkan. Apalagi kalau ini keadaan darurat dan sebagainya. Terlepas dari itu pun khamr itu haram karena memabukkan. Alkohol tak semuanya khamr,” kata dia.

Diketahui, hand sanitizer yang biasa dijual di apotek hingga mini market mulai langka ditemukan masyarakat. Pada halaman jual beli online, harganya pun melambung. Harga sebotol cairan hand sanitizer bisa mencapai harga Rp200.000 dalam laman jual beli online.

Mengutip laman WHO, ada formulasi berbasis alkohol khusus yang bisa dipakai sebagai alat pengganti hand sanitizer untuk mencuci tangan.
Saat ini, cairan pencuci tangan berbasis alkohol adalah satu-satunya cara yang dikenal cepat dan efektif untuk menonaktifkan beragam mikroorganisme yang berpotensi berbahaya di tangan.

Tak hanya itu, Budi menyarankan umat Islam membawa sajadah sendiri dari rumah bila ingin salat berjamaah di masjid guna mencegah penyebaran corona.

Ia menilai sajadah yang dibawa dari rumah pasti lebih bersih ketimbang sajadah yang sudah disediakan di tiap-tiap masjid
“Apalagi sekarang ketika kemudian muncul masalah Covid-19 ini maka seperti di dalam masjid kemarin, membuat satu seruan salah satunya membawa sajadah sendiri,” kata dia.

Selain itu, Budi menyarankan umat Islam yang sedang sakit untuk tak memaksakan datang salat jamaah. Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi diri sendiri dan menjaga jamaah lain tak tertular penyakit yang di ruang terbuka.

“Rasulullah pernah menyampaikan, ketika terjadi wabah di sebuah daerah maka jangan pernah datang ke daerah itu, atau jangan keluar. Ini kan kemudian bisa kita ambil kiasan, orang yang sakit kalau tadi solat di masjid ya tak usah datang jamaah,” kata dia.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>