Alat Rapid Test Bukan dari APBN, Sekjen DPR: Jangan Dipolitisasi


Sekjen DPR RI Indra Iskandar, Sumber Youtube.com

AKTUALITAS.ID – Sekjen DPR RI Indra Iskandar angkat suara terkait rencana pemeriksaan test Corona bagi anggota DPR dan keluarga. Indra mengatakan pengadaan alat test tersebut tidak menggunakan uang negara.

“Saya nggak akan komen ke arah politik, cuma saya bilang tolong pesan juga ini sumbangan dari beberapa orang, jadi bukan dari APBN. Jadi jangan dibawa ke politik, saya nggak mau komentar, jangan dibawa ke politik dulu deh, nanti bikin gaduh. Ini bukan dari APBN, bukan uang negara, ini sumbangan orang yang peduli supaya bisa bekerja dengan baik,” ujar Indra saat dihubungi, Senin (23/3/2020).

Indra meminta agar rencana tes ini tidak dibawa ke arah politik. Dia mengatakan tes tersebut demi kesehatan bersama.

Indra mengatakan tes tersebut bersifat suka rela. Dia kembali meminta agar tes COVID-19 itu tidak dipolitisasi.

“Iya namanya kita mau tahu kesehatan kita ya sukarela lah. Ini kan, nggak usah dibawa-bawa ke inilah, nggak usah dibawa-bawa ke politik,” kata dia.

Usai mengumumkan sekitar 2.000 Anggota Dewan dan keluarga akan mengikuti tes Corona. Rencana tersebut dikecam dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk Anggota DPR sendiri. Salah satunya adalah Fraksi PKS.

“Kami menerima informasi tersebut dan Fraksi PKS menyatakan sikap meminta Sekjen DPR membatalkan atau setidaknya diprioritaskan hanya untuk yang punya gejala sakit. Tidak elok, di tengah kondisi saat ini, ketika tenaga medis dan rakyat lebih membutuhkan, ada pengadaan rapid test khusus anggota DPR dan keluarganya,” tegas Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini dalam keterangannya, Senin (23/3).

Kritik juga datang dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi). Formappi menilai hal itu sebagai bentuk egoisme anggota DPR yang tidak mementingkan rakyat.

“Terkait rapid test Corona yang akan dijalani oleh anggota DPR, keluarga dan staf mereka. Sepintas hal ini bisa dianggap sebagai bentuk egoisme DPR yang terlihat malah lebih mementingkan diri mereka sendiri ketimbang rakyat banyak,” kata peneliti Formappi, Lucius Karus, kepada wartawan, Senin (23/3).

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>