Cegah Corona, Wantim MUI Minta Pemerintah Tutup Akses Masuk TKA


Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Didin Hafidhudin, Foto: Istimewa

AKTUALITAS.ID – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Didin Hafidhudin meminta pemerintah menutup akses masuk bagi tenaga kerja asing (TKA) dari negara manapun di tengah wabah corona (Covid-19) saat ini.

“Gak boleh ada yang masuk. Apapun alasannya. Apapun alasannya TKA gak boleh ada yang masuk dalam kondisi sekarang ini,” kata Didin saat melakukan teleconference dengan para pewarta, Kamis (2/4/2020).

Didin mengaku khawatir bila kedatangan TKA itu justru memperparah jumlah penularan virus corona di Indonesia.

Diketahui, jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai angka 1.677 kasus per Rabu (1/4). Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 157 jiwa, dan jumlah yang sembuh 103 orang.

Sebelumnya, TKA asing masih memasuki Indonesia di tengah wabah corona belakangan ini. Terakhir, TKA asal China masuk ke wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kedatangan mereka di Bandara Kendari sempat viral di media sosial. Selain itu, terdapat 39 TKA yang masuk ke Kabupaten Bintan Kepulauan Riau, namun mereka kini sudah dipulangkan ke negaranya masing-masing.

Dukung Karantina Wilayah

Pada kesempatan itu, Sekretaris Wantim MUI, Nur Ahmad menyatakan Wamtim MUI mendukung langkah pemerintah untuk memberlakukan karantina wilayah. Karantina wilayah itu, kata dia, dilakukan di wilayah yang penyebaran virus corona tergolong tinggi.

“Mendukung langka pemerintah dalam memberlakukan karantina wilayah terutama di wilayah wabah covid-19 yang besar,” kata Ahmad.

Di samping pemberlakuan karantina wilayah, Ahmad meminta pemerintah melalukan optimalisasi program jaminan sosial bagi para fakir miskin dan pekerja lepas harian. Menurutnya, elemen masyarakat itu sangat terdampak dari sisi ekonomi dari penyebaran virus corona saat ini.

“Bisa lewat APBN, BUMN dan donasi-donasi lainnya. Kepada semua lembaga filantropi, baik pusat dan daerah,” kata dia.

Selain itu, Ahmad juga berharap lembaga infak dan sedekah, baik di pusat dan daerah, untuk bersama-sama menyalurkan bantuan bagi kelompok masyarakat tersebut.

“Secara fisik menjaga jarak, dan secara hati menyampaikan empati kepada mereka,” kata dia.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>