Connect with us

Berita

Khawatir Bawa Virus Corona, Malaysia Usir Kapal Pengungsi Rohingya

Malaysia mengusir sebuah kapal yang membawa 200 pengungsi Rohingya karena khawatir mereka membawa virus Corona (COVID-19). Hal ini memicu kekhawatiran bahwa ratusan pengungsi Rohingya itu terjebak di lautan tanpa bisa berlabuh ke daratan. Seperti dilansir AFP, Jumat (17/4/2020), kapal yang membawa ratusan pengungsi Rohingya itu terdeteksi oleh sebuah jet tempur milik Angkatan Udara Malaysia pada […]

Published

on

Malaysia mengusir sebuah kapal yang membawa 200 pengungsi Rohingya karena khawatir mereka membawa virus Corona (COVID-19). Hal ini memicu kekhawatiran bahwa ratusan pengungsi Rohingya itu terjebak di lautan tanpa bisa berlabuh ke daratan.

Seperti dilansir AFP, Jumat (17/4/2020), kapal yang membawa ratusan pengungsi Rohingya itu terdeteksi oleh sebuah jet tempur milik Angkatan Udara Malaysia pada Kamis (16/4) waktu setempat, di perairan dekat Pulau Langkawi.

Kapal itu kemudian dicegat oleh dua kapal milik Angkatan Laut Malaysia, yang didukung sebuah helikopter militer. Angkatan Udara Malaysia dalam pernyataannya menyebut para pengungsi Rohingya itu telah diberi makanan oleh personel Angkatan Laut, sebelum kapal mereka dikawal keluar dari wilayah perairan Malaysia.

“Dengan permukiman dan kondisi kehidupan yang buruk … sangat dikhawatirkan bahwa para migran tanpa dokumen yang berusaha masuk ke Malaysia, baik lewat jalur darat maupun laut, akan membawanya (COVID-19) ke negara ini,” demikian pernyataan Angkatan Udara Malaysia.

Ditambahkan dalam pernyataan itu bahwa ‘operasi pengawasan maritim akan ditingkatkan’.

Perkembangan ini mengisyaratkan bahwa Malaysia, yang tengah menerapkan lockdown untuk membatasi penyebaran virus Corona, sedang memperkuat posisinya dalam menolak masuk para pengungsi Rohingya. Saat ini tercatat lebih dari 5 ribu orang positif virus Corona di Malaysia, dengan lebih dari 80 orang meninggal.

Diketahui bahwa sebelumnya beberapa kapal yang membawa pengungsi Rohingya diperbolehkan masuk ke Malaysia. Salah satunya pada awal bulan ini, saat 202 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkawi dan akhirnya ditahan. Malaysia selama ini menjadi tujuan favorit para pengungsi Rohingya, karena negara ini mayoritas muslim dan memiliki diaspora Rohingya cukup banyak.

Penolakan kapal pengungsi Rohingya ini memicu kekhawatiran para aktivis kemanusiaan. Para aktivis menyebut kemungkinan ada banyak pengungsi Rohingya yang terjebak dan terombang-ambing di lautan tanpa bisa berlabuh ke negara lain.

Penolakan ini terjadi setelah tragedi tewasnya 60 pengungsi Rohingya di dalam kapal yang penuh sesak dan terombang-ambing selama lebih dari dua bulan di Teluk Benggala. Kapal itu ditolak masuk oleh Malaysia dan Thailand, sebelum kembali berlayar ke Bangladesh. Para pengungsi yang bertahan diselamatkan oleh patroli lautan Bangladesh pada Rabu (15/4) waktu setempat. Sekitar 400 pengungsi berhasil diselamatkan.

Trending

Exit mobile version