Rusia Sebut Korea Utara Hentikan Pembicaraan Nuklir Hingga Pilpres AS


Ilustrasi, Foto: Istimewa

Duta Besar Rusia untuk Pyongyang Alexander Matsegora menyatakan bahwa Korea Utara menghentikan pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat hingga hasil pilpres AS pada November diketahui.

AS menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi kepada Korut karena melakukan program pengembangan senjata nuklir. Presiden AS, Donald Trump, dan Kim Jong-un sudah tiga kali bertemu untuk berunding sejak pertengahan 2018.

Keduanya terakhir bertemu di Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Juni tahun kemarin. Mereka sepakat untuk melanjutkan kembali pembicaraan nuklir yang mengalami kebuntuan setelah pertemuan di Vietnam pada Februari 2019 berakhir tanpa hasil.

Meski pembicaraan denuklirisasi antara Korut dan AS akan berlanjut, namun Pyongyang tidak menghentikan uji coba proyektil mereka.

“Adapun dialog dengan Washington, yang mereka anggap tidak ada gunanya untuk saat ini, akan ditunda setidaknya sampai setelah pemilihan presiden AS,” kata Alexander Matsegora kepada kantor berita Interfax dalam sebuah wawancara. “Setelah itu baru akan diketahui apa yang terjadi,” katanya dikutip dari AFP, Rabu (20/5).

Akhir tahun lalu Kim mengaku tidak lagi merundingkan denuklirisasi dengan AS. Kemudian di awal 2020, Kim mencabut moratorium pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua serta mengabaikan sanksi AS.

Dia bahkan menjanjikan akan segera memperlihatkan senjata baru, dan tidak peduli dengan ancaman sanksi yang lebih berat lagi. Kim rela mengorbankan semua itu demi mengembalikan kejayaan persenjataan Korut.

Matsegora berharap dialog antara Washington dan Pyongyang dapat kembali dilanjutkan karena dikhawatirkan meningkatkan ketegangan di wilayah perbatasan.

“Jelas, Moskow tidak senang dengan kebekuan dialog AS-Korea Utara, yang mana penuh dengan peningkatan ketegangan di wilayah yang berbatasan dengan kami,” katanya.

Duta Besar itu juga mengkritik sanksi AS terhadap Korea Utara karena turut menghambat pasokan peralatan medis penting ke Pyongyang di tengah pandemi virus corona.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Maret lalu menyerukan pencabutan sanksi terhadap berbagai negara yang menghambat perang global melawan virus corona. Dalam pertemuan virtual dengan para pemimpin G20 itu Putin bahwa itu adalah masalah “hidup dan mati”.

Meski demikian hingga kini Korut tetap berkeras negaranya masih terbebas dari virus corona.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>