Jika Maduro Bersedia Mundur, Trump Mengaku Siap Bertemu


Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia mau bertemu dengan Nicolas Maduro jika membahas pengunduran diri Presiden Venezuela itu.

Hal tersebut diungkapkan Trump setelah sebelumnya dia menyatakan akan terbuka bertemu dengan Maduro.

“Saya hanya akan bertemu dengan Maduro untuk membahas satu hal: mundur secara damai dari kekuasaan!” kata Trump lewat akun Twitter, Senin (22/6).

AS diketahui memutuskan hubungan diplomatik dengan Venezuela pada 2019. Kala itu, Trump dan Maduro saling kecam soal situasi krisis politik dan ekonomi di negara tersebut.

Trump juga mengakui tokoh oposisi Venezuela, Juan Guaido, sebagai presiden interim. Dengan kata lain, dia tidak menganggap Maduro sebagai pemimpin Venezuela.

Dalam wawancara dengan situs berita Axios pada hari Minggu lalu, Trump mengaku tidak tertutup kemungkinan dia bertemu dengan Maduro.

“Saya mungkin berpikir tentang itu. Maduro ingin bertemu. Dan saya tidak pernah menolak pertemuan. Anda tahu, saya jarang menolak pertemuan. Tapi saat ini, saya menolaknya,” kata dia kepada situs berita Axios.

Maduro sempat merespons mengenai kemungkinan pertemuan tersebut. Dia mengatakan bersedia untuk berdialog dengan Trump.

“Ketika waktunya tiba, saya siap untuk berbicara dengan hormat dengan Presiden Donald Trump,” kata Maduro kepada kantor berita pemerintah AVN.

AFP melaporkan komentar Trump tentang pertemuan dengan Maduro dianggap sejumlah pihak sebagai sinyal goyahnya dukungan AS untuk Juan Guaido, pemimpin oposisi yang didukung oleh Washington dan hampir 60 negara lainnya dalam perebutan kekuasaan dengan Maduro.

Keraguan dukungan Trump untuk Guaido juga diungkapkan oleh mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton dalam bukunya.

Namun Trump menegaskan bahwa AS selalu mendukung rakyat Venezuela. “Saya akan selalu menentang sosialisme dan berada di belakang rakyat Venezuela,” kata Trump lewat Twitter.

Ketegangan kedua negara itu semakin meningkat setelah Mei lalu Maduro menyatakan tentara mereka berhasil menangkap sekelompok tentara bayaran, termasuk dua warga AS yang diutus untuk menangkapnya.

Trump kemudian membantah, menegaskan pihaknya tidak memiliki kaitan dengan sekelompok tentara yang ditangkap di Venezuela.

Meski demikian Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab tetap mendakwa dua mantan tentara AS tersebut dengan delik terorisme dan konspirasi terkait upaya penculikan dan menggulingkan Nicolas Maduro.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>