Lawan Covid-19, Koprabuh Luncurkan Disinfektan Alami dari Cuka Kayu


CEO Koprabuh Yohanis Walean menjelaskan cuka kayu atau asam kayu,

AKTUALITAS.ID – Perang melawan Covid – 19 di seluruh dunia, sebaiknya menggunakan disinfektan berbahan baku alami. Disinfektan jenis ini terbukti lebih efektif, dibandingkan disinfektan alkohol yang beredar di masyarakat luas.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, bekerjasama dengan Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) telah menciptakan disinfektan alami yang terbukti sangat aman bagi kesehatan manusia.

Hasil inovasi Anak Bangsa ini berupa produk dengan merek DEASEP. Berbahan baku dari cuka kayu, produk dengan bahan baku organik ini tanpa menggunakan alkohol dan bahan kimia apapun.

Oleh sebab itu produk disinfektan ini tidak berbahaya bagi manusia maupun binatang peliharaan. Bahkan produk tersebut bisa digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk tanaman.

Hal tersebut mengemuka dalam konferensi pers yang berlangsung di Hotel Harris Jakarta, Rabu (1/7/2020).

Kepala Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Adison mengatakan, produk tersebut telah diujicoba di salah satu laboratorium KLHK.

Hasilnya sangat membahagiakan sebab sangat aman bagi masyarakat. Produk ini sesuai dengan harapan dari KLHK yang mendorong penggunaan bahan organik pengganti disinfektan.

“Ibu Menteri Siti Nurbaya sejak dulu mendorong agar bisa ditemukan produk alami seperti ini dan syukurlah sekarang sudah ada Deasep yang diteliti sangat aman bahkan jika dikonsumsi,” ujarnya.

Adison mengatakan menurut penelitian badan kesehatan dunia, WHO disinfektan dengan kandungan alkohol mengandung senyawa logam berat yang berbahaya di masa depan.

Tidak hanya kulit iritasi namun juga kanker kulit, selain itu juga dapat mengakibatkan kanker paru-paru jika terhirup dalam jangka waktu lama.

Di sisi lain, CEO Koprabuh Yohanis Walean menjelaskan cuka kayu atau asam kayu, adalah cairan yang di produksi dengan cara pirolisa atau dekomposisi termal dari proses produksi arang, dengan tingkat oksigen rendah.

Setelah sukses puluhan tahun menggunakan cuka kayu sebagai biopestisida dan bioferitilizer, maka para peneliti P3HH melakukan penelitian lanjutan, dimana cuka kayu ini untuk memerangi Covid‐ 19.

Begitu pula hasil produknya terbukti efektif setelah pengujian yang dilakukan di laboratorium lingkungan hidup P3KLL KLHK.

“Cuka kayu yang merupakan kandungan utama Deasep sudah ditemukan sejak 500 tahun yang lalu. Kegunaannya sangat banyak sekali bukan hanya untuk disinfektan, juga untuk mengusir hama seperti wereng bahkan singa mencium sangat aroma ini akan takut,” ujarnya.

Yohanis melanjutkan disinfektan Deasep yang sebentar lagi diproduksi massal oleh petani kelompok Koprabuh merupakan peluang kesehatan bagi manusia di masa mendatang, meskipun terkena makanan, sesuai hasil uji layak konsumsi oleh P3KLL.

Program 1,000,000 liter DEASEP dibuat sebagai bentuk kepedulian pengusaha mengalahkan Covid‐19, sambil memberi pekerjaan pada Petani pemilik lahan di lingkungan Kehutanan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>