Berita
NU: Omnibus Law Cipta Kerja, Menindas Rakyat Kecil
AKTUALITAS.ID – NNahdlatul Ulama menilai Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja hanya menguntungkan segelintir kelompok dan menindas rakyat kecil. Organisasi massa Islam terbesar di Indonesia itu dengan tegas menyatakan menolak UU Cipta Kerja. “Hanya menguntungkan konglomerat, kapitalis, investor, tapi menindas dan menginjak kepentingan atau nasib para buruh, petani, dan rakyat kecil,” kata Ketua Umum NU Said […]

AKTUALITAS.ID – NNahdlatul Ulama menilai Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja hanya menguntungkan segelintir kelompok dan menindas rakyat kecil. Organisasi massa Islam terbesar di Indonesia itu dengan tegas menyatakan menolak UU Cipta Kerja.
“Hanya menguntungkan konglomerat, kapitalis, investor, tapi menindas dan menginjak kepentingan atau nasib para buruh, petani, dan rakyat kecil,” kata Ketua Umum NU Said Aqil Siroj sebagaimana dikutip dari laman resmi NU, Nu.or.id, Kamis (8/10/2020).
Menurut dia, para politikus hanya memanfaatkan rakyat untuk kepentingan suara. Di era keterbukaan seperti sekarang yang sangat bebas dan liberal, ditambah dengan sistem kapitalisme, membuat nasib rakyat kecil makin tertindas.
“Kalau sedang pilkada, pileg dan pilpres, suara rakyat dibutuhkan. Tapi kalau sudah selesai, rakyat ditinggal. UUD 1945 Pasal 33 itu hanya tulisan di atas kertas tapi tidak pernah diimplementasikan,” ujarnya.
Ia melihat Pasal 33 UUD 1945 masih sangat jauh dari implementasi. Menurutnya, konstitusi negara itu hanya sebatas tulisan di atas kertas putih yang dicetak berulang-ulang dengan jumlah jutaan lembar.
“Tapi tidak pernah diimplementasikan bahwa kekayaan Indonesia ini untuk seluruh rakyat Indonesia. Apakah itu sudah diimplementasikan? Sama sekali tidak. Bahkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin kian miskin,” katanya.
Said mengatakan NU harus bersuara dan bersikap atas disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja. Namun, caranya dengan elegan dan tidak anarkis. Tujuannya, membela kepentingan buruh dan rakyat kecil terutama menyangkut pertanahan, kedaulatan pangan, dan pendidikan.
“Saya berharap NU bersikap, untuk menyikapi UU yang baru saja diketok ini. Dengan sikap kritis tapi elegan. Kita harus melakukan judicial review, minta ditinjau ulang tapi dengan cara elegan bukan dengan anarkis. Kita harus bersuara demi warga NU, demi NU, dan demi moderasi dalam membangun masyarakat. Tidak boleh mengorbankan rakyat kecil,” ujarnya.
-
EKBIS24/04/2025 09:45 WIB
Rupiah ‘Lemes’ di Pembukaan 24 April 2025, Dolar AS Masih Sulit Ditaklukkan
-
NUSANTARA24/04/2025 15:30 WIB
Mantan Kepala BPN Kolaka Diduga Gelapkan Dua Sertifikat Tanah Warisan Ahli Waris
-
EKBIS24/04/2025 08:30 WIB
Harga BBM Terbaru 24 April 2025: Mayoritas SPBU Tahan Harga, Cek Daftar Lengkap di Sini
-
EKBIS24/04/2025 09:15 WIB
Pembukaan Pasar 24 April 2025: IHSG Melejit Kuat, Lanjutkan Reli Ditopang Optimisme Pasar
-
OASE24/04/2025 05:00 WIB
Alasan Mengapa ‘Induk Alquran’ Duduk Manis di Awal Mushaf
-
OLAHRAGA24/04/2025 00:01 WIB
JIS Siap Gelar Laga Kandang Persija Jakarta di Liga 1 pada Mei 2025
-
EKBIS24/04/2025 10:30 WIB
Dompet Bisa Lebih Tebal? Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
-
NASIONAL24/04/2025 11:00 WIB
Gara-Gara Bakar Mobil Polisi, DPR Desak Pemerintah Sikat Habis Ormas Preman