Menaker Sayangkan 2,1 juta Korban PHK Tak Lolos Program Kartu Prakerja


AKTUALITAS.ID – Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyayangkan sikap Manajemen Kartu Prakerja yang melakukan seleksi peserta program kartu prakerja. Sebab masih ada sebanyak 2,1 juta korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tidak lolos sebagai peserta program kartu prakerja.

“Kami sangat sayangkan keputusan PMO. Data pekerja terdampak 2,1 juta dan diperintahkan presiden langsung, dapat karpet merah seharusnya, ternyata hanya sebagian kecil yang diterima,” ujar Ida dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI secara virtual, Rabu (25/11/2020).

Dia mengatakan, dari 2,1 juta orang yang diprioritaskan itu disisir kembali hingga mendapat 555.540 orang yang masuk daftar whitelist. Sebanyak 25 ribu orang merupakan data usulan dari DPR RI, 20.700 usulan NU, 9.000 usulan Muhammadiyah, dan 500 ribu usulan Disnaker.

Data tersebut selanjutnya dikirimkan ke PMO Kartu Prakerja pada 1 Oktober 2020. Namun setelah dianalisa pihak Manajemen Kartu Prakerja, hanya 270 ribu orang yang disetujui.

Selanjutnya, pada 3 November 2020, PMO Kartu Prakerja hanya menerima 95.559 orang dari data yang diusulkan untuk lolos di gelombang 11. Jumlah itu hanya sekitar 4,5 persen dari usulan sebanyak 2,1 juta tersebut.

“Di 3 November PMO kirim data batch 11, ternyata hanya 95.559 data. Dari usulan DPR, NU, Muhammadiyah, dan dinas-dinas tidak ada yang masuk sama sekali,” tegasnya.

Atas kejadian tersebut, Ida mengaku tidak enak hati dengan NU dan Muhammadiyah. Lantaran jumlah usulan yang diberikan kedua organisasi agama itu hanya sebagian kecil yang lolos masuk sebagai penerima kartu pra kerja.

“Kami pertanggungjawabkan ke Muhammadiyah, NU, dinas-dinas yang ada di seluruhnya, semua data, kami dapat data dari PMO, mereka sudah terima program lain, ada datanya, kalau dibutuhkan kirim ke Komisi IX,” jelasnya.

Namun dia tidak mengetahui tentang penangkapan S oleh Densus 88. Dia juga tidak pernah melihat ada polisi mendatangi rumah Siswanto.

“Saya tidak mengira kalau pak S terlibat kasus terorisme. Sebab kesehariannya di kampung cukup baik. Kegiatan kampung ikut, arisan juga ikut, orangnya biasa saja,” jelasnya.

Terpisah, ketua takmir masjid setempat, Rusito (55) membenarkan bahwa S biasanya mengajar mengaji di Masjid Al-Ikhlas. Namun S lebih aktif beraktivitas di masjid lain.

“Di Masjid Al-Ikhlas beliau mengajar ngaji juga, tapi jarang, seringnya di masjid-masjid sekitar sini atau di luar juga. Tapi kalau Ramadhan memang seringnya di sini, iktikaf di sini,” katanya.

Menurutnya, S juga sering mengisi ceramah. Isi ceramahnya pun tidak ada yang menyimpang

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>