14 Kecamatan di Kabupaten Lebak Terendam Banjir dan Longsor


Ilustasi

AKTUALITAS.ID – Sebanyak 14 dari 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, terendam banjir dan tanah longsor. Total rumah yang terkena bencana alam berjumlah 1.200 unit, dengan rusak berat sebanyak 42 unit. Bahkan santri terbawa arus air, dua bisa diselamatkan dan satu lagi masih dalam pencarian.

“Akibat bencana, ada 14 kecamatan serta 37 desa terdampak, 1.200 rumah terendam banjir, 11 rumah rusak ringan, 5 rumah rusak sedang, 13 rumah rusak berat, 29 rumah rusak akibat longsor,” kata PLt BPBD Lebak, Febby Rezki Pratama, saat dikonfirmasi melalui pesan elektroniknya, Minggu, (6/12/2020).

Berdasarkan data yang diberikan oleh Febby, Kecamatan Wanasalam ada 153 rumah yang terendam, Kecamatan Cijaku ada 82 rumah, Kecamatan Cigemblong tiga rumah, Kecamatan Malingping ada 27 rumah.

Selanjutnya di Kecamatan Cirinten ada 34 rumah, Bojongmanik 10 rumah, Leuwidamar 373 rumah, Gunungkencana 50 rumah, Banjarasari 419 rumah, Cileles 9 rumah, dan Kecamatan Cimarga ada 40 rumah.

Tanah longsor juga merusak sejumlah rumah, berada di Kecamatan Muncang yang merusak tujuh rumah, Lebak Gedong ada empat rumah rusak, Cirinten 15 rumah rusak dan Kecamatan Cipanas ada tiga rumah rusak.

“Infrastruktur yang rusak ada jalan amblas sepanjang 10 meter di Kecamatan Muncang, SD 1 Filial di Muncang rusak, jalan poros desa di Bojongmanik amblas sepanjang 10 meter, jembatan gantung di Malingping ambruk,” terangnya.

Menurut Feby, ketinggian air di Sungai Ciberang mencapai 580 cm dengan status awas. Nahas bagi santri yang terbawa arus di Sungai Cikangkahan, Kecamatan Malingping, dari tiga orang, dua santri berhasil diselamatkan, sedangkan satu lagi masih dalam pencarian.

“Korban hanyut atas nama Apud (17), santri pondok pesantren Darul Ulum. Seluruh lokasi bencana sedang di data. Pencarian korban hanyut dan pertolongan korban bencana alam melibatkan BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan relawan,” jelasnya.

Sebelumnya, awal tahun 2020, Kabupaten Lebak juga diterjang bencana alam berupa tanah longsor dan banjir bandang yang merusak banyak rumah. Bencana itu di duga karena rusaknya ekosistem alam di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan banyaknya penambangan liar.

Presiden Jokowi saat mengunjungi korban bencana di Kabupaten Lebak, pada Selasa, 7 Januari 2020, meminta tambang emas ilegal ditutup.

“Di Kabupaten Lebak, Banten, kita lihat ini karena perambahan hutan, karena penambangan emas secara ilegal. Gak bisa lagi, karena keuntungan satu dua tiga orang, kemudian ribuan lainnya dirugikan dengan adanya banjir bandang ini,” kata Jokowi, saat meninjau Ponpes La Tansa, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa, 7 Januari 2020.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>