Berita
Adik Kim Jong-un Kecam Menlu Korsel Tak Percaya Korut Nihil Kasus Covid-19
Adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengecam Menteri Luar Negeri Korea Selatan, menyebutnya “kurang ajar” karena meragukan klaim Pyongyang bahwa negara itu tidak memiliki kasus virus corona. Demikian dilaporkan media pemerintah pada Rabu. Pyongyang menutup perbatasannya pada Januari, menutup diri dari dunia luar dalam upaya untuk menghindari kontaminasi, dan telah lama bersikeras mereka tidak […]

Adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengecam Menteri Luar Negeri Korea Selatan, menyebutnya “kurang ajar” karena meragukan klaim Pyongyang bahwa negara itu tidak memiliki kasus virus corona. Demikian dilaporkan media pemerintah pada Rabu.
Pyongyang menutup perbatasannya pada Januari, menutup diri dari dunia luar dalam upaya untuk menghindari kontaminasi, dan telah lama bersikeras mereka tidak memiliki kasus Covid-19.
Pada Oktober, Kim Jong-un mengulangi klaim tersebut saat menghadiri parade militer besar-besaran.
Para ahli juga meragukan klaim itu, mengatakan tidak mungkin, mengingat virus pertama kali muncul di negara tetangganya China.
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung Wha mengatakan dalam sebuah forum di Bahrain pada Sabtu kemarin, “sulit dipercaya” Korea Utara tidak memiliki kasus virus corona. Kang juga mengatakan Pyongyang tidak menanggapi tawaran Seoul untuk membantu mengatasi penyakit tersebut.
Menurut Kang, pandemi membuat Korea Utara makin tertutup, hanya ada sedikit perdebatan terkait tindakan mereka menangani Covid-19.
“Semua menandakan bahwa rezim sangat fokus pada pengendalian penyakit yang mereka katakan tidak mereka miliki.”
Kim Yo Jong, kakak perempuan dan penasihat utama Kim Jong Un mengecam Kang dalam pernyataan yang disiarkan KCNA, menyebut pernyataan itu “kurang ajar” dan menuduh Kang berusaha memperburuk hubungan antar-Korea yang tegang.
“Ini bisa dilihat dari pernyataan sembrono yang dibuatnya tanpa mempertimbangkan konsekuensi bahwa dia terlalu bersemangat semakin mendinginkan hubungan beku antara Korea Utara dan Selatan,” ujar Kim Yo Jong, dilansir AFP, Rabu (9/12).
“Kami tidak akan pernah melupakan kata-katanya dan dia mungkin harus membayar mahal untuk itu,” lanjutnya.
Pernyataan itu muncul ketika diskusi antara Pyongyang, Washington, dan Seoul terhenti setelah gagalnya KTT Hanoi 2019 antara Kim dan Presiden AS Donald Trump.
Pada Juni, Pyongyang meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan di wilayah perbatasannya – dibalas Seoul dengan mengatakan pihaknya tidak tertarik untuk melakukan pembicaraan.
Korea Utara juga belum mengomentari terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS. Biden sebelumnya menyebut Kim Jong Un sebagai “preman”.
Pernyataan Kim Yo Jong keluar saat Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun, yang memimpin pembicaraan denuklirisasi dengan Pyongyang di bawah pemerintahan Trump, sedang berkunjung ke Seoul.
-
JABODETABEK14/03/2025
Festival Bedug 2025 Resmi Dibuka, Semarakkan Ramadan di Jakarta
-
NASIONAL15/03/2025
UU TNI ‘Digugat’: Kolonel Militer Pertanyakan Batasan Hak Prajurit
-
NASIONAL15/03/2025
Eddy Soeparno: Pemenuhan Energi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8%
-
MULTIMEDIA15/03/2025
FOTO: LRT Jakarta Gelar Kompetisi Menata Hijab
-
OLAHRAGA15/03/2025
Timnas U-17 Indonesia Siap Tempur di Piala Asia 2025, Hadapi Tiga Laga Uji Coba
-
POLITIK15/03/2025
Anggaran PSU Pilkada 2024 Tuntas: Kemendagri Siap Suntik Dana Jika Daerah Kekurangan
-
JABODETABEK15/03/2025
Cuaca Akhir Pekan di Jabodetabek Diprediksi Berawan Seharian
-
JABODETABEK15/03/2025
Trauma Mendalam: Ayah di Bekasi Tega Perkosa Putri Kandungnya Sendiri Hingga 20 Kali