Survei Demokrat: 67 Persen Masyarakat Tak Mau Disuntik Vaksin Pemerintah


Ilustrasi

AKTUALITAS.ID – Hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat menunjukkan bahwa 67 persen masyarakat tidak mau disuntik dengan vaksin Covid-19 yang dibeli oleh pemerintah. Vaksin produksi Pfizer menjadi yang paling dipercaya.

Hasil tersebut diperoleh berdasarkan survei dengan metodologi daring lewat Google Form yang disebar lewat aplikasi WhatsApp dengan sampel akhir 1.000 responden, 21-28 Desember 2020.

Survei online ini dilakukan Demokrat berbasis Google Form dan disebar dengan menggunakan Whatsapp. Rentang usia responden ialah 12 hingga 65 tahun.

Meski begitu, survei tak mencantumkan metodologi, apakah multistage random sampling atau bukan, serta tanpa keterangan soal margin of error.

“33 persen ya, 67 persen tidak,” demikian bunyi hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat saat responden ditanya apakah berkenan disuntik menggunakan vaksin yang dibeli pemerintah saat ini.

Diketahui, Pemerintah Indonesia sudah membeli 426 juta dosis vaksin dari 4 perusahaan berbeda. Yakni, Sinovac, Pfizer, Novavax, dan AstraZeneca.

Di samping itu, pada pertanyaan ‘apakah vaksin Covid-19 yang dibeli pemerintah saat ini aman untuk digunakan?’, 18,6 persen responden menyatakan tidak dan 16,4 persen menyatakan iya. 65 persen lainnya mengaku tidak tahu.

Meski demikian, pada pertanyaan lainnya, 31,2 persen responden Demokrat mengklaim vaksin yang dibeli Pemerintah bisa menecegah Covid-19. Sebanyak 13,7 persen lainnya menyatakan tak bisa, 55,1 persen menyatakan tidak tahu.

Pada pertanyaan soal merek vaksin yang lebih efektif, 16,1 persen responden menyebut vaksin produksi Pfizer Inc & Biotech. Selanjutnya, Sinovac 6,6 persen, Sinopharm 2,4 persen, Astrazeneca 2,2 persen, dan Moderna 2 persen. 70,7 persen mengaku tidak tahu.

Senada, pada bagian pertanyaan soal vaksin yang sebaiknya dibeli Pemerintah, mayoritas responden (17,1 persen) mendorong Pfizer. Selanjutnya, Sinovac (7,9 persen), Sinopharm (2,5 persen), Moderna (2,2 persen), dan AstraZeneca (2,2 persen).

Diketahui, penggunaan Pfizer sendiri sudah mengakibatkan kematian pada lansia dan orang yang berpenyakit parah di Norwegia. Diduga itu akibat reaksi alergi ringan yang berdampak parah pada orang rentan. Penggunaannya di berbagai negara tengah dikaji.

Hasil survei Partai Demokrat ini berbeda dengan hasil survei Kementerian Kesehatan bersama UNICEF dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) tentang imunisasi Covid-19 yang melibatkan 115 ribu orang dari 34 provinsi, 19 hingga 30 September 2020.

Dalam survei tersebut ada beberapa alasan warga tak mau diimunisasi, di antaranya karena masih ragu atas efektivitas vaksin.

“Dari hasil ini dikatakan 64 persen mau diimunisasi dan menolak ada 7,60 persen. Tapi ada yang masih bimbang sekitar 26,7 persen,” kata Ketua ITAGI Sri Rezeki S Hadinegoro dalam webinar Vaksinasi untuk Negeri KPC PEN, Sabtu (31/10).

Lembaga Lapor Covid-19 juga pernah melakukan survei Pemahaman dan Kepercayaan Masyarakat terhadap Vaksin dan Obat Covid-19 di Indonesia secara daring menggunakan platform Facebook, Whatsapp, dan media sosial lainnya yang dipublikasikan Oktober 2020.

Jumlah partisipan mencapai 2.933 dengan nilai valid partisipan 2.013 orang. Partisipan berusia lebih dari 18 tahun.

Berdasarkan hasil survei tersebut, sebagian masyarakat masih ragu menerima vaksin dan obat Covid-19 yang dibuat oleh perusahaan Sinovac China dan perusahaan BUMN Bio Farma.

Dari survei tersebut, warga lebih memilih vaksin merah putih Covid-19 yang dikembangkan secara mandiri oleh Indonesia di bawah kerjasama Eijkman dan pemerintah.

Adapun rincian survei tersebut, sebanyak 27 persen responden ragu-ragu menggunakan vaksin covid-19 Sinovac, 32 persen tidak setuju, 10 persen sangat tidak setuju. Sebanyak 31 persen responden setuju menggunakan vaksin Sinovac.

Untuk vaksin merah putih, 37 persen responden mengaku ragu-ragu, 3 persen tidak setuju, 16 persen sangat tidak setuju. Namun ada 44 persen responden yang setuju menggunakan vaksin merah putih buatan Eijkman.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>