Terkait Pembunuhan Khashoggi, AS Sanksi Pasukan Harimau Saudi


Khashoggi, Foto: Chris McGrath/Getty Images

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap tim yang disebut-sebut bergerak di bawah perintah Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), Pasukan Harimau, atas keterlibatan mereka dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.

Kementerian Keuangan Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka akan memblokir aset Pasukan Harimau. AS juga melarang semua transaksi dengan tim yang mereka sebut dengan nama Rapid Intervention Force tersebut.

Selain Pasukan Harimau, seorang pejabat intelijen Saudi, Ahmed al-Asssiri, juga menjadi target sanksi serupa karena keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi.

“Mereka yang terlibat dalam pembunuhan mengerikan Jamal Khashoggi harus bertanggung jawab. Amerika Serikat mendukung jurnalis dan musuh-musuh politik dalam melawan ancaman kekerasan dan intimidasi,” ujar Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, seperti dikutip AFP, Jumat (26/2).

Yellen mengumumkan keputusan ini tak lama setelah AS merilis dokumen intelijen yang mengindikasikan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, merestui pembunuhan Khashoggi.

Intelijen AS mendasarkan laporan tersebut pada sejumlah aspek, salah satunya peran besar MbS sebagai pemimpin de facto Saudi, sehingga tak mungkin keputusan besar untuk menghabisi nyawa Khashoggi diambil tanpa sepengetahuannya.

“Kami mendasarkan penilaian ini pada peran Putra Mahkota sebagai pengambil keputusan di Kerajaan, keterlibatan langsung seorang penasihat kunci dan anggota keamanan Mohammed bin Salman dalam operasi itu, juga dukungan Putra Mahkota untuk menggunakan kekerasan untuk membungkam warga di luar negeri, termasuk Khashoggi.”

Dokumen itu juga menyatakan bahwa pembunuhan Khashoggi itu dilakukan oleh tim yang terdiri dari 15 orang, tujuh di antaranya merupakan anggota Pasukan Harimau.

Sementara itu, Assiri merupakan bagian dari lingkaran dalam MbS. Ia sebenarnya sempat diadili atas keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi, tapi akhirnya dibebaskan dari segala tuduhan.

Khashoggi sendiri merupakan seorang kolumnis Washington Post yang kerap mengkritik Putra Mahkota. Ia dinyatakan tewas di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018 setelah sempat dinyatakan hilang.

Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyimpulkan Saudi “melakukan eksekusi yang disengaja dan direncanakan sebelumnya” terhadap Khashoggi.
Meski sempat membantah, Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas di dalam gedung konsulatnya.

Namun, Riyadh berkeras bahwa kerajaan tak terlibat pembunuhan jurnalis itu. Mereka menegaskan bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh pejabat Saudi dengan perintah gelap.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>