12 Orang Tewas saat Ikut Demo Menentang Kudeta di Myanmar


Polisi menembakkan meriam air ke arah kerumunan pengunjuk rasa di Naypyidaw, Myanmar pada 8 Februari 2021. (STR/AFP)

Sebanyak 12 orang tewas saat mengikuti demo menentang kudeta di sejumlah kota di Myanmar pada Kamis (11/3) kemarin.

Dilansir Reuters, Jumat (12/3), sebanyak delapan orang demonstran di Kota Myaing meninggal saat aparat keamanan melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa untuk membubarkan massa.

Empat demonstran lainnya meninggal saat berdemo di Yangon. Salah satu pedemo yang meninggal itu bernama Chit Min Thu.

Thu tewas tertembak di Distrik Dagon Utara. Menurut keterangan sang istri, Aye Myat Thu, suaminya nekat berunjuk rasa meski sudah dibujuk untuk tidak berangkat demi anak lelaki mereka.

“Dia bilang mati pun tidak apa-apa. Dia khawatir dengan orang-orang yang tidak mau ikut berdemo. Jika demikian, maka demokrasi tidak akan pernah kembali ke negara ini,” kata Aye sembari menitikkan air mata.

Hingga saat ini tercatat sudah 70 orang pedemo di Myanmar tewas. Selain itu, diperkirakan ada sekitar 2.000 orang yang ditahan aparat akibat berdemo.

Militer Myanmar tidak merespon soal korban meninggal dalam unjuk rasa kemarin. Mereka hanya menyatakan sudah memberi perintah kepada prajurit dan opsir di lapangan supaya menggunakan senjata jika hanya terpaksa.

Terpisah, Penyelidik Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Thomas Andrews, menyampaikan kepada Dewan HAM PBB ada indikasi militer Myanmar melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Andrews mendesak supaya PBB memberikan sanksi multilateral kepada junta Myanmar dan perusahaan energi milik negara, Perusahaan Minyak dan Gas Myanmar.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>