Demokrat Tuding Pihak Kekuasaan di Balik Pendanaan KLB Deli Serdang


Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra

AKTUALITAS.ID – Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menduga pihak yang mendanai Kongres Luar Biasa (KLB) salah satunya adalah pihak yang memiliki kekuasaan. Ia menduga, pihak ini memberikan janji kepada orang yang memiliki sumber duit itu.

“Yang pasti gini, kenapa orang mau ngeluarin dana sebesar ini ya kan. Ini terjadi karena ada oknum kekuasaan,” ujar Herzaky kepada wartawan, Sabtu (13/3/2021).

“Berarti ada janji enggak nih kira-kira oleh oknum kekuasaan kalau dia nyelesain ini akan mendapatkan apa? Kan sesederhana itu aja,” jelasnya.

Adapun Herzaky menanggapi dugaan bekas mantan Bendum Demokrat, M Nazaruddin sebagai sponsor utama KLB Deli Serdang. Dugaan itu berasal dari pengakuan mantan Wakil Ketua DPC Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas yang menghadiri KLB. Ia mengungkap Nazaruddin memberikan tambahan uang Rp5 juta kepada peserta yang marah karena tak mendapat uang sesuai janji.

Namun, Herzaky enggan berspekulasi Nazaruddin sebagai sponsor utama KLB Deli Serdang ini.

Lebih lanjut, Herzaky bilang, orang yang mensponsori KLB ini tidak mungkin mau keluar uang jika bukan karena keterlibatan pihak kekuasan. Apalagi sponsor ini tidak mendapatkan jabatan ketua umum dari KLB.

“Kalau enggak ada oknum kekuasaan siapa yang mau mengeluarkan dana sebesar ini. Dan bukan dia pula yang jadi ketua umumnya. Emang jadi ketum ini akan mendapatkan apa?” kata Herzaky.

Secara terpisah, Wasekjen Demokrat Renanda Bachtar menduga pihak yang menjadi sponsor adalah Moeldoko serta Nazaruddin.

“Infonya sih memang sepertinya ya Pak Moeldoko. Ya selain Pak Moeldoko kan juga ada Nazaruddin,” kata Renanda ketika dihubungi.

Sebelumnya, Demokrat Kubu Moeldoko, Hencky Luntungan membantah peserta KLB dijanjikan uang Rp100 juta. Menurutnya, hanya ada uang akomodasi yang diberikan tapi nilainya tidak Rp100 juta.

“Itu kan sebuah cerita yang dijadikan opini, membuktikan sebetulnya bahwa kami tidak memberikan Rp100 juta, hanya mengembalikan uang jalan, akomodasi,” katanya, Selasa (9/3).

“Jadi enggak usahlah diputar-putar jadi Rp100 juta, enggak ada Rp100 juta dari mana, duitnya dari mana. Saya sudah bicara dari awal bahwa tidak diberikan uang kecuali transportasi dan akomodasi serta konsumsi,” ujarnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>