Kritik Pendiri PAN Soal Baliho AHY, Demokrat Nilai Salah Alamat


Ketua Umum terpilih Partai Demokrat yang baru, Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan pidato kemenangannya saat Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (15/3/2020). Dalam kongres tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025 menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono yang selanjutnya menjadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. AKTUALITAS.ID/Munzir.

AKTUALITAS.ID – Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai kritik pendiri PAN Abdillah Toha kepada Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono terkait baliho politik salah alamat. Demokrat tidak memasang baliho AHY. Yang ada hanya baliho melawan KSP Moeldoko yang sebelumnya berupaya mengambil kursi ketua umum Demokrat.

“Kritik Bapak Abdillah Thoha salah alamat kalau ditujukan ke ketum kami, Mas AHY,” ujar Herzaky dalam keterangannya, dikutip Jumat (6/8/2021).

“Pertama, Ketum AHY tidak ada pasang-pasang baliho sejak lama. Kedua, baliho yang masih ada saat ini bukan karena Pilpres, tapi karena melawan begal politik KSP-nya Bapak Presiden Joko Widodo, yaitu Moeldoko cs, yang mengaku-aku Ketum Partai Demokrat secara ilegal,” tegasnya.

Baliho yang terpasang, kata Herzaky, menegaskan Demokrat konsisten sebagai partai nasionalis religius karena sempat dituduh Moeldoko cs disusupi aliran radikal. Baliho itu juga dibuat kader sebagai upaya perlawanan kepada Moeldoko.

“Ketiga, isi baliho juga tegaskan Partai Demokrat konsisten sebagai partai nasionalis religius karena sempat difitnah KSP Moeldoko cs disusupi aliran radikal. Keempat, baliho itu dibuat oleh kader-kader yang meminta desain ke Pusat, sebagai bentuk perlawanan mereka ke Moeldoko cs,” ujar Herzaky.

“Kalau kami mempertahankan kedaulatan dan kehormatan kami dari pelaku begal politik Moeldoko cs, apakah tidak boleh?” sambungnya.

Ia menuturkan, sebaiknya Abdillah Toha memberikan saran kepada Presiden Joko Widodo menegur anak buahnya yaitu Moeldoko yang berupaya mengkudeta di tengah pandemi.

“Lebih baik Pak Abdillah Thoha memberikan saran kepada Bapak Presiden tercinta untuk menegur bawahannya yang mencoba merebut paksa Partai Demokrat di kala pandemi, di saat kader-kader kami di seluruh Indonesia sedang fokus membantu korban bencana dan korban pandemi. Jadi, konsentrasi kader kami membantu rakyat, mesti terganggu beberapa bulan akibat gangguan begal politik KSP Moeldoko cs. Mungkin kritik itu lebih substansial dan bermanfaat. Bukan jadi kritik unfaedah,” pungkasnya

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>