Setelah Biden Sebut Vladimir Putin “Pembunuh”, Rusia Marah Besar & Tarik Dubes dari AS


bendera-rusia-

Kremlin marah besar atas pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin “seorang pembunuh”, mengatakan pernyataan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dan menyebut hubungan kedua negara “sangat buruk”.

Kendati demikian, pada Kamis, Putin mengundang Biden untuk menggelar diskusi online setelah komentar tersebut dilontarkan dalam sebuah wawancara televisi.

Dalam sebuah wawancara di ABC yang disiarkan pada Rabu, Biden mengatakan Putin “akan merasakan akibatnya” atas upayanya merusak proses pemilu 2020 menyusul laporan penilaian komunitas intelijen AS yang menemukan bahwa pemerintah Rusia berusaha mencampuri pemilu AS dengan tujuan merugikan pencalonan Biden dan mendukung Donald Trump.

Saat pembawa acara George Stephanopoulos bertanya apakah menurutnya Putin seorang “pembunuh”, Biden menjawab, “Hmmm, iya.”

Menanggapi komentar tersebut, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan pada Kamis, “tak pernah ada hal seperti ini dalam sejarah.”

Peskov menyampaikan jelas bahwa Biden “pasti tidak ingin memperbaiki hubungan” dengan Rusia dan hubungan kedua negara “sangat buruk”.

“Ini adalah pernyataan yang sangat buruk oleh Presiden Amerika Serikat. Dia pasti tidak ingin meningkatkan hubungan dengan kami, dan kami akan terus melanjutkannya,” jelasnya, dikutip dari CNN, Minggu (21/3).

Rusia juga menarik duta besarnya dari AS pada Rabu, di mana Peskov mengungkapkan Dubes Anatoly Antonov, telah ditarik ke Moskow untuk mendiskusikan hubungan AS-Rusia. Peskov mengatakan saat ini tidak ada rencana Putin bertemu Antonov, tapi jika diperlukan Putin akan berdiskusi dengannya.

Putin sendiri mengomentari pernyataan Biden pada Kamis, mengatakan, “Saya akan mengajak Presiden Biden (kesempatan) untuk melanjutkan diskusi kami, tapi karena kondisi kita akan melakukannya secara langsung, online. Tanpa perekaman sebelumnya, dalam sebuah diskusi terbuka dan langsung.”

“Nampaknya bagi saya, itu akan menarik bagi rakyat Rusia dan rakyat AS, juga bagi banyak negara,” tambah Putin.

Media pemerintah Rusia, TASS melaporkan Putin telah mengundang Biden untuk menyelenggarakan diskusi pada Jumat atau Senin.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mempertimbangkan undangan tersebut, mengatakan dia tidak yakin apakah diskusi itu akan menjadi sesuatu yang akan diterima pemerintahan.

Psaki mengatakan, Presiden Biden sudah berbicara dengan Presiden Putin, dan menurutnya masih banyak pemimpin dunia lainnya yang belum ditemui Presiden Biden.

“Dan kami terlibat dengan para pemimpin Rusia, anggota pemerintah, di semua tingkatan. Tapi saya tidak punya apa-apa untuk dilaporkan kepada Anda dalam kaitannya dengan pertemuan mendatang,” jelasnya.

Putin sebelumnya menanggapi komentar Biden dalam sebuah konferensi pers, berharap Biden berada dalam kondisi sehat.

“Itu benar, kami benar-benar saling mengenal satu sama lain secara personal. Apa yang akan saya katakan ke dia? Saya akan mengatakan: sehat-sehat,” kata Putin.

“Saya harap dia dalam kondisi kesehatan yang baik. Saya mengatakan ini tanpa ironi, tanpa candaan. Ini yang pertama-tama,” lanjutnya.
“Ketika kita menilai orang, negara, dan bangsa lain, kita selalu melihat ke cermin. Kita selalu melihat diri kita sendiri. Kita selalu menyampaikan kepada orang lain apa yang sesungguhnya ada dalam diri kita,” lanjut Putin.

“Saat masa anak-anak, ketika kita berdebat dengan orang lain, kita mengatakan: ‘Dia yang menyebut nama menyebut untuk dirinya sendiri.’ Ini bukan kebetulan, ini tidak hanya candaan kekanakan, ini punya makna psikologi yang sangat dalam.”

Sebelumnya pada Kamis, Psaki mengatakan Biden tak menyesali komentarnya, mengatakan, “Tidak. Presiden memberi jawaban langsung atas pertanyaan langsung.”

Ketika dicecar apakah bahasa “pembunuh” itu konstruktif untuk hubungan AS-Rusia, Psaki tak menjawab.

“Presiden Biden telah mengenal Presiden Putin sejak lama, mereka berdua telah berada di panggung dunia sejak lama bekerja melalui banyak iterasi hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia. Dan dia yakin kami bisa terus melakukan itu,” jelasnya.

AS, kata Psaki, yakin bisa bekerja dengan Rusia di bidang “kepentingan nasional bersama,” namun, “Presiden tidak akan menahan, jelas, ketika dia memiliki kekhawatiran, apakah itu dengan kata-kata atau tindakan.”

Ketika ditanya apakah pernyataan Presiden tersebut dapat meningkatkan ketegangan dengan Moskow, Psaki menegaskan Duta Besar John Sullivan masih tetap berada di Moskow.

“Kami terus mempercayai diplomasi adalah langkah pertama dan harus selalu menjadi langkah pertama, harus menjadi tujuan kami, karena kami mengejar semua hubungan – bahkan dengan musuh kami,” pungkasnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>