Kisah Nabi Musa dan 70 Kaumnya


Ilustrasi

Nabi Musa pernah membawa 70 orang terpilih dari kaumnya ke tempat yang sudah dijanjikan di bukit Tursina. Peristiwa ini terjadi setelah peristiwa sebelumnya yaitu Nabi Musa menerima wahyu dan berdialog dengan Allah, serta setelah peristiwa kaum Bani Israil yang membuat patung anak sapi dan menyembahnya.

Pakar tafsir Alquran yang juga Dosen Quranic Studies Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah menjelaskan terdapat beberapa riwayat yang berbeda tentang bagaimana 70 orang itu terkumpul untuk ikut dengan Nabi Musa.

Ada pendapat yang mengatakan untuk mendapatkan 70 orang terbaik itu, Nabi Musa memilihnya dari 12 kabilah Bani Israel. Sehingga ada enam orang wakil dari masing-masing kabilah dan totalnya 72 orang.

Tetapi dua orang harus tetap tinggal karena hanya 70 orang yang akan dibawa Nabi Musa. Terjadilah perdebatan di antara kaum Bani Israil.

Nabi Musa pun berkata dua orang yang tidak ikut pahalanya sama dengan 70 orang yang ikut. Dalam sebuah riwayat mengatakan dua orang yang mengalah tidak ikut adalah bernama Kalab dan Yusyap.

Tetapi dalam riwayat lainnya disebutkan 70 orang itu terdiri dari 60 orang laki-laki yang sudah tua di antara kaum Bani Israil kemudian ditambah 10 orang yang masih berusia muda. Ada pendapat juga yang menyebutkan 70 orang yang dipilih Nabi Musa adalah orang-orang pilihan yang tidak ikut serta menyembah patung anak sapi ketika Nabi Musa pergi ke bukit Tursina dan menerima wahyu.

“Setelah itu Nabi Musa memerintahkan 70 orang pilihan itu untuk berpuasa dan membersihkan pakaiannya. Setelah itu mereka berangkat pada waktu yang sudah ditentukan ke tempat yang ditentukan di bukit Tursina,” kata ustadz Syahrullah Iskandar saat mengulas kitab Min Wahyil Quran yang disusun Syekh Yasin Muhammad Yahya pada halaman 75 tentang surat Al Araf ayat 155-156 tentang doa Nabi Musa untuk kaumnya dan kajian rutin yang disiarkan daring di akun Youtube Bayt Alquran, Rabu (24/3).

Dalam ayat 155 surat Al A’raf tertulis kata miqat. Ustaz Syahrullah yang juga pengasuh pesantren Bayt Alquran menjelaskan terdapat perbedaan pendapat di kalangan mufasir mengenai miqat.

Apakah miqat atau tempat yang dimaksudkan sebagai tempat di mana 70 orang kaum Bani Israil itu dibawa adalah tempat yang sama dengan tempat ketika sebelumnya Nabi Musa menerima wahyu dan berdialog dengan Allah (peristiwa ketika Nabi Musa meninggalkan Bani Israil selama 40 hari dan menerima Taurat).

Pendapat pertama menyebut kata miqat berarti adalah tempat yang sama dengan tempat nabi Musa ketika menerima wahyu. Di tempat itulah nabi Musa membawa ke 70 orang itu dan bermunajat. Tapi pendapat lain menyebut tempat dibawanya 70 orang itu adalah berbeda dengan tempat nabi Musa menerima Taurat.

Dalam satu riwayat dijelaskan, sesampainya di tempat itu ketujuh puluh orang yang dibawa nabi Musa terhalang awan kabut. Hanya nabi Musa yang masuk dan kemudian bercakap-cakap dengan Allah.

Sementara ketujuh puluh orang mendengarkan. Kemudian tujuh puluh orang itu meminta kepada Musa agar mereka semua bisa jelas melihat Allah. Tetapi yang terjadi adalah halilintar yang menyambar bergemuruh sehingga membuat guncangan dan membuat 70 orang itu tak sadarkan diri.

Ada pendapat lainnya yang menjelaskan Nabi Musa sebelumnya berangkat dengan nabi Harun ke bukit Tursina. Kemudian nabi Harun meninggal dalam perjalanan.

Ketika Nabi Musa kembali, kaum bani Israil menanyakan keberadaan nabi Harun. Mereka pun menuduh nabi Musa telah membunuh nabi Harun.

Kemudian Nabi Musa membawa 70 orang dari Bani Israil ke tempat meninggalnya nabi Harun. Sesampainya di sana, Allah menghidupkan kembali nabi Harun dan nabi Harun pun menjelaskan tidak ada yang membunuhnya. Di tempat itu juga terjadilah guncangan dahsyat yang menimpa 70 orang itu. Keterangan ini juga dapat ditemukan dalam kitab Maftihul Ghaib Tafsir ar Razi.

Ustaz Syahrullah menjelaskan terjadi perbedaan pendapat lagi pada kata rajfata di ayat 155 surat Al A’raf. Ada yang berpendapat guncangan itu terjadi ketika 70 orang itu ingin melihat Allah dan membuat mereka mati.

Tetapi pendapat lainnya menyebutkan 70 orang itu tidak mati dan hanya gemetar. Kemudian nabi Musa berdoa kepada Allah yang doanya sebagaimana tertulis dalam ayat 155 dan 156. Sehingga 70 orang itu hidup kembali.

“Ini pertanda bagaimana seorang nabi kasih sayang dan tanggung jawabnya kepada kaumnya dia mendoakan kaumnya. Dalam berdakwah kita juga harus teladani, bahwa tidak hanya sekadar menyampaikan tapi ada niat yang tulus dalam menyampaikan pesan pada umat dan ada tanggung jawab besar untuk memberikan kebaikan pada mereka,” katanya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>