Usai Insiden KRI Nanggal Hilang, Menhan Prabowo Ajukan Peremajaan Alutsista TNI


Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) bersama tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) memberikan keterangan kepada wartawan di kediamannya di Kertanegara, Jakarta, Rabu (8/5/2019). Dalam pernyataannya, Prabowo menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya ratusan petugas KPPS serta menanggapi kriminalisasi sejumlah tokoh pendukung badan pemenangan paslon 02 Prabowo-Sandi.AKTUALITAS.ID / KIKI BUDI HARTAWAN.

AKTUALITAS.ID – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan mengajukan peremajaan alat utama sistem senjata (alutsista) ke Presiden Joko Widodo usai insiden kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak di perairan Bali.

Prabowo mengatakan alutsista milik Indonesia memang perlu peremajaan dan modernisasi. Dia berharap peremajaan alutsista bisa dilakukan secepatnya.

“Alutsista kita memang karena terpaksa kita belum modernisasi lebih cepat. Ini mendesak, kita harus modernisasi lebih cepat. Saya yakin dalam waktu dekat alutsista bisa dimodernisasi tiga matra,” kata Prabowo dalam jumpa pers, Kamis (22/4).

Prabowo menyampaikan manajemen alutsista memang perkara rumit. Kepala negara, kata dia, harus menimbang-nimbang distribusi anggaran untuk kesejahteraan atau kedaulatan lewat alutsista.

Menurut Prabowo, Jokowi telah menyatakan komitmen untuk membenahi alutsista. Jokowi telah meminta Prabowo menyiapkan rencana induk pembangunan sistem pertahanan 25 tahun ke depan.

“Insyaallah dalam 2-3 minggu bersama Panglima TNI akan sampaikan ke Presiden Jokowi,” tuturnya.

Kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari. Kapal itu hilang kontak saat akan menjalani latihan penembakan torpedo di Selat Bali.

TNI menduga keberadaan kapal itu telah terdeteksi dan berada di kedalaman 700 meter di bawah permukaan laut. Padahal, kapal itu diciptakan hanya untuk beroperasi di kedalaman 500 meter di bawah permukaan laut.

Prabowo pun berharap kapal selam yang mengangkut 53 orang itu segera ditemukan. Dia yakin seluruh bangsa fokus agar awak kapal selam bisa segera diselamatkan.

Kapal selam yang diproduksi di Jerman pada 1977 itu diterima TNI AL pada 1981. Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan KRI Nanggala 402 masih layaj beroperasi memperkuat pertahanan maritim Indonesia. Menurut riwayat, kapal selam itu sudah 15 kali melakukan penembakan torpedo.

Bahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan surat kelayakan kapal selam KRI Nanggala 402 itu hingga 25 Maret 2022.

“Jadi masih layak untuk melaksanakan kegiatan operasi,” kata Hadi.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>