Lawan ISIS, Kapal Induk Inggris HMS Queen Elizabeth Dikerahkan


Kapal induk USS Ronald Reagan tempat ratusan pelaut mengklaim telah terpapar radiasi yang diakibatkan rusaknya PLTN Fukushima, Jepang.(Reuters via Telegraph)

Kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth, meluncur untuk menjalankan operasi militer melawan kelompok ISIS.

Misi melawan ISIS ini menjadi pertempuran pertama kapal induk terbaru Inggris itu. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris, Selasa (22/6).

Mengangkut belasan jet tempur F-35B Inggris dan Amerika Serikat, kapal induk itu ambil bagian untuk menyerang posisi kelompok teror di Suriah dan Irak.

Kapal tersebut merupakan salah satu dari dua kapal induk Inggris dan kapal perang terbesar yang pernah dikirim Kerajaan ke laut.
F-35B buatan AS adalah pesawat siluman canggih yang dapat mendarat secara vertikal, sehingga memungkinkan ditempatkan di kapal perang berukuran kecil.

“Level integrasi antara Royal Navy, Royal Air Force dan Korps Marinir AS benar-benar mulus, dan menjadi bukti bagaimana dekatnya kami,” kata Kapten James Blackmore, komandan di kapal induk itu seperti dikutip dari CNN.

Pesawat tempur itu akan menjadi ujung tombak kekuatan Carrier Strike Group 21 di udara dalam misi tujuh bulan.
Kelompok tempur itu diperkirakan akan menyinggahi 40 negara yang berlayar melewati Laut Mediterania dan Samudra Hindia serta Pasifik.

“Sampai saat ini kami telah memberikan pengaruh diplomatik atas nama Inggris melalui serangkaian latihan dan keterlibatan dengan mitra kami, sekarang kami siap untuk memberikan pukulan keras kekuatan udara berbasis maritim melawan musuh bersama,” kata Komandan kelompok penyerang Inggris, Komodor Steve Moorhouse.

Pada 2017, Irak menyatakan ISIS telah musnah, akan tetapi sel-sel dari kelompok itu terus beroperasi di daerah gurun dan pegunungan.

Seperti dikutip dari Arab News, Kurdi, mitra utama AS dalam melawan ISIS, telah memperingatkan bahwa jumlah serangan kelompok itu terus meningkat.

Lebih dari 20 anggota pasukan keamanan Irak dan Kurdi telah dibunuh oleh kelompok itu dalam beberapa bulan terakhir.

Pada 21 Januari, Baghdad menghadapi bom bunuh diri paling mematikan dalam tiga tahun terakhir. Bom yang meledak di pasar itu menyebabkan 32 orang tewas dan lebih dari 100 terluka.

Peringatan atas ISIS juga datang dari sekutu Eropa. Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly baru-baru ini mengatakan negaranya “menganggap Daesh masih ada, dan ada kebangkitan Daesh di Suriah dan Irak.”

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>