Dirut RSUP Dr Sardjito: Perlu Audit Pasien Wafat Akibat Oksigen Langka


Ilustrasi, Foto: Xiong Qi/Xinhua via AP

AKTUALITAS .ID – Direktur Utama yang baru di RSUP Dr Sardjito, Eniarti mengatakan perlu audit untuk membuktikan keterkaitan meninggalnya 63 pasien dan persoalan kekurangan oksigen medis di rumah sakitnya pada 3 dan 4 Juli 2021 lalu.

“Mohon maaf, apakah memang kematian itu disebabkan oleh kekurangan oksigen dan lain sebagainya tentu ini perlub adanya audit,” kata Eniarti saat sesi jumpa pers secara daring, Jumat (16/7).

“Audit ini ada tim yang sudah diberi amanah oleh rumah sakit yaitu ada tim audit medis dari komite medis itu sendiri,” lanjut dia yang sebelumnya adalah Dirut RSJ Prof. dr. Soerojo Magelang itu.

Hanya saja Eniarti tak menegaskan apakah audit ini sudah terlaksana atau belum, maupun jadi wacana untuk dilakukan di kemudian hari.

Eniarti menyebut pasien yang selama ini dirujuk ke RSUP Dr Sardjito adalah mereka yang sudah dalam kondisi berat dan kritis. Sehingga, sambungnya, kebutuhan dan pemakaian oksigen dalam jumlah besar tak terelakkan.

“Sebenarnya di setiap rumah sakit yang benar-benar tidak ada oksigen itu tidak pernah. Jadi, selalu sebenarnya oksigen itu tersedia tetapi dengan jumlah yang sangat-sangat terbatas,” klaimnya.

Atas dasar itu pula, lanjut dia, setiap rumah sakit sudah semestinya memikirkan kebutuhan atau pemakaian oksigen medis untuk beberapa hari ke depan.

Dirinya pun memastikan pemerintah tak pernah tinggal diam menyikapi masalah kelangkaan oksigen medis ini. Terbukti dengan upaya pengalihan oksigen industri untuk kebutuhan pelayanan di rumah sakit.

“Ayo kita bersama-sama selalu berpikiran positif dan memberikan kesempatan kepada pemerintah kita, dan dalam kondisi apa pun pemerintah selalu ada bersama kita,” katanya.

Sebagai informasi, RSUP Dr Sardjito di Sleman, DI Yogyakarta, menjadi sorotan publik terkait permohonan mereka akan dukungan oksigen untuk penanganan pasien Covid-19 pada Sabtu (3/7).

Permohonan tersebut disampaikan Direktur Utama RSUP Dr Sardjito kala itu, Rukmono Siswishanto, melalui surat yang ia tujukan kepada Menteri Kesehatan dan sejumlah pejabat terkait di DIY. Selepas permohonan itu, RSUP Dr Sardjito juga mencatat ada 63 pasien yang meninggal sepanjang Sabtu (3/7) hingga Minggu (4/7) pagi.

Publik kemudian menduga kematian puluhan orang itu lantaran kehabisan oksigen. Namun, Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan membantah bahwa tak semuanya yang meninggal akibat kekurangan oksigen. Ia menyebut, pasien-pasien yang meninggal setelah oksigen sentral habis pukul 20.00 WIB jumlahnya 33 pasien.

Akan tetapi, lanjutnya, 33 pasien yang meninggal itu pun sudah dalam kondisi tersuplai oksigen dari tabung. Mereka tak tertolong karena memang kondisinya sudah berat atau masalah klinis. Sebanyak 15 pasien meninggal di UGD.

“Mereka tetap tersuplai oksigen walaupun dengan tabung, meninggal karena dengan kondisi ventilator hanya sekitar empat pasien,” kata Banu, Minggu (4/7).

Posisi Rukmono di pucuk RS Sardjito kemudian digantikan jadi Eniarti oleh Kemenkes pada Senin (12/7). Kedua pejabat kesehatan itu bertukar posisi, di mana Rukmono kini memimpin RSJ Soerojo Magelang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebagaimana dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id terkait tukar jabatan antar direktur rumah sakit ini. Rotasi dan mutasi jabatan menurut dia adalah hal biasa dalam penyegaran organisasi.

“Untuk itu di mana pun rekan-rekan berada sebagai pimpinan rumah sakit terutama yang merupakan rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan harus dipastikan bahwa tugas utama kita melayani masyarakat sebaik-baiknya, mempersiapkan infrastruktur dengan sebaik-baiknya, dan juga membina semua tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit kita dengan sebaik-baiknya,” kata Budi.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>