Dalam 1-2 Pekan, Taliban Siapkan Pemerintahan Baru Afghanistan


Delegasi Taliban Afghanistan tiba untuk penandatanganan kesepakatan dengan pejabat AS di Doha, Qatar Pada 29 Februari 2020, Foto: AP

Taliban mengaku tengah mempersiapkan kabinet pemerintahan baru Afghanistan dalam satu atau dua pekan ke depan, yang diharapkan dapat memulihkan ekonomi negara.

Salah satu Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan masalah ekonomi yang dialami negaranya akan berkurang begitu pemerintahan baru terbentuk.

“Kejatuhan Afghanistan terhadap mata uang asing bersifat sementara, dan karena situasi yang tiba-tiba berubah, akan kembali normal begitu sistem pemerintahan mulai berfungsi,” ujar Mujahid, dikutip Reuters, Sabtu (28/8).

Mujahid mengatakan, para pejabat telah ditunjuk untuk menjalankan lembaga-lembaga utama, termasuk kementerian kesehatan dan pendidikan masyarakat serta bank sentral.

Namun demikian, waktu pasti mengenai pembentukan kabinet masih belum jelas. Mulanya, Mujahid mengatakan susunan kabinet akan diselesaikan pekan depan.

Kemudian, ia kembali mengirim pesan suara kepada Reuters, yang mengatakan bahwa pemerintahan baru akan rampung “dalam satu atau dua minggu.”

Saat ditanya apakah ada perempuan yang dimasukkan dalam daftar kabinet baru, Mujahid hanya menjawab hal tersebut menjadi urusan pimpinan. Dia juga tidak bisa mengantisipasi keputusan yang mereka buat.

Taliban berharap dapat segera membentuk pemerintahan karena saat ini perekonomian Afghanistan terpuruk karena nilai mata uang anjlok dan kenaikan harga pangan.

Bank-bank di Afghanistan masih tutup dua minggu usai Taliban menguasai Afghanistan. Namun, pada Sabtu lalu, Taliban memerintahkan agar bank dibuka kembali dan membatasi penarikan uang $200 atau Rp2,8 juta dalam sepekan.

Di samping soal keterpurukan ekonomi, evakuasi juga masih berlangsung, terutama oleh Amerika Serikat yang semakin dekat dengan tenggat waktu, yakni pada 31 Agustus.

Di tengah keriuhan proses evakuasi, pekan lalu dau bom meledak disekitar bandara Kabul. Akibat insiden itu, ratusan orang tewas termasuk 13 tentara AS. ISIS cabang Afghanistan, atau ISIS-K, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Mengantisipasi hal serupa, AS menggempur ISIS-K di Kabul pada hari Sabtu dan Minggu lalu. Serangan hari Sabtu menewaskan dua pentolan ISIS-K.

Sementara itu, serangan hari Minggu menewaskan orang yang diduga akan menyerang bandara. Namun, dalam serangan itu juga dilaporkan menewaskan sembilan warga sipil, enam anak-anak.

Taliban mengecam serangan pesawat tak berawak yang dilakukan AS tersebut. Namun ia juga mengimbau agar AS dan negara Barat lain mempertahankan hubungan diplomatik usai menarik seluruh pasukannya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>