Pengamat: Jokowi Lebih Dekat Dengan Zulhas dan Eddy Jika Bicara Calon Menteri dari PAN


AKTUALITAS.ID – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, kecocokan Presiden Jokowi dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen Eddy Soeparno lebih terjalin ketimbang petinggi PAN Soetrisno Bachir. Adi melihat, selama ini Jokowi lebih dekat dengan Zulhas dan Eddy jika berbicara calon menteri dari PAN.

“Menteri itu hak prerogratif Presiden. Termasuk punya chemistry yang sama dengan Jokowi. Jika dilihat nama yang ada, Soetrisno Bachir selalu masuk nominasi menteri dari PAN karena beliau tokoh senior,” katanya, Senin (6/9/2021).

“Tapi kalau dilihat kecocokan dan yang terlihat dekat dengan Presiden selama ini cuma dua, ketum PAN Zulhas dan Sekjend Eddy Soeparno,” tambahnya.

Menurutnya, diperlukan menteri yang sudah memiliki kecocokan dengan Presiden Jokowi. Sehingga, lebih mudah mengakselerasi program-program Kepala Negara. Dia pun menilai, Zulhas dan Eddy lebih sering bertemu Presiden Jokowi.

“Yang merasakan chemistry itu Presiden tentunya. Karena nantinya tinggal menjalan visi besar Jokowi. Karenanya dibutuhkan menteri yang memang sudah nyetel dan faham betul soal Jokowi. Nama ketum dan sekjend PAN lebih sering terlihat ketemu Presiden,” tuturnya.

“Apalagi ada kecenderungan menteri yang dipilih Jokowi dari kalangan parpol itu ketum atau sekjendnya,” ucap Adi.

Sementara, pengamat politik Ujang menilai bahwa selama ini senior PAN Soetrisno Bachir merupakan pendukung Jokowi. Sehingga wajar jika PAN mengusulkan Soetrisno kepada Jokowi untuk jadi pembantunya.

“Soetrisno Bachir selama ini kan pendukukung Jokowi. Dan saat ini jadi Ketua Dewan Kehormatan PAN. Jadi tak aneh dan tak heran jika diusulkan PAN untuk jadi menteri Jokowi,” kata Ujang.

Menurutnya, rekam jejak Soetrisno Bachir cukup cocok jadi menteri Jokowi. Terlebih, dia pernah memimpin partai berlogo matahari tersebut.

“Sosok mantan Ketum PAN dan pengusaha, layak-layak saja jadi menteri. Dia cocok sama Jokowi. Karena selama ini SB dukung Jokowi,” kata dia.

“Soal siapa yang diangkat. Apakah SB? Itu hak prerogatif presiden. Soal prestasi dan sikap politiknya biar rakyat yang menilai. Apakah layak jadi menteri. Kita kasih kesempatan dulu, baru kita nilai dan kritisi,” tandasnya.

Seorang Petinggi PAN menceritakan, Presiden Jokowi menginginkan Zulkifli Hasan mengambil jatah menteri yang ditawarkan. Dua pos kementerian disodorkan. Pertama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Kedua, Menteri Perhubungan.

Dilihat dari jejak dalam kabinet, PAN pernah memplot kadernya di jabatan Menteri Perhubungan. Sementara Menko PMK biasanya diisi perwakilan Muhammadiyah yang menjadi basis massa PAN.

Zulkifli menolak. Alasannya ingin fokus mengurus partai. Pemain pengganti disiapkan. Nama Ketua Dewan Kehormatan Soetrisno Bachir jadi pilihan. Istana tampaknya pikir-pikir dengan usulan nama dari PAN. Pembahasan soal jatah menteri PAN tanpa titik temu. Sebab PAN menginginkan pos kementerian yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Presiden maunya Bang Zul langsung yang jadi menteri. Dan kesepakatan kami di internal PAN itu kita dorong Mas Tris (Soetrisno). Itu sebenarnya waktu reshuffle yang dulu,” kata sumber ini saat dikonfirmasi, Rabu (1/9).

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>