Projo Tak Mau Ikut Campur Soal Perombakan Kabinet


Projo, ( Foto:Ist)

AKTUALITAS.ID – Sekjen DPP Relawan Pro Jokowi (Projo) Handoko tak mau mengurusi soal perombakan kabinet atau reshuffle. Dia menegaskan, urusan reshuffle adalah sepenuhnya hak prerogatif Presiden.

Handoko menanggapi informasi dari Ketua Umum relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer meyakini Presiden Jokowi bakal segera melakukan perombakan kabinet atau reshuffle.

“Reshuffle itu yang jelas kan hak prerogatif Presiden ya, kedua Presiden pasti juga punya hitungan hitungan yang matang soal reshuffle besar-besaran atau reshuffle minor gitu ya,” katanya saat dihubungi, Selasa (7/9/2021).

Sebelumnya, Joman meyakini Jokowi akan melakukan reshuffle dalam waktu dekat ini. Dua di antara menteri yang bakal diganti yakni Menseneg Pratikno dan Menteri Perdagangan M Lutfhi.
Menurut Handoko, hanya kepala negara yang mengetahui pertimbangan dan kapan waktu tepat untuk merombak kabinetnya. Projo tak mau ikut campur apakah Jokowi merombak kabinetnya secara besar-besaran atau kecil.

“Ya itu prerogatif Presiden kemudian kita lebih fokus kepada persoalan pertama yang dihadapi bangsa ini soal pandemi, kita kan lagi ngejar vaksinasi supaya sehari bisa mencapai 2 juta orang pervaksinasi bagi Projo itu lebih penting,” ujarnya.

“Maksud saya kalau soal reshuffle itu sudah kita serahkan sama Presiden sajalah, kita tunggu sajalah,” tambah dia.

Handoko juga ditanya apakah Projo dilibatkan ketika Jokowi ingin melakukan reshuffle. Dia menjawab bahwa lumrah jika Presiden menjaring masukkan dari banyak pihak. Tetapi, di ujungnya keputusan ada di tangan Presiden.

“Jadi kita serahkan saja karena cuma pada Presiden, akhirnya terjadi reshuffle besar besaran atau tidak, atau tidak terjadi reshuffle sama sekali ya itu ada di tangan Presiden, bukan wilayah kita untuk bermain lebih jauh,” jelasnya.

Projo percaya penuh bahwa Presiden Jokowi memiliki perhitungan dan pertimbangan matang siapa orang yang pantas masuk kabinet. Presiden sudah pasti banyak mengkalkulasi kapan reshuffle bakal dilakukan.

Lebih lanjut, Handoko enggan menilai siapa menteri yang kinerjanya buruk. Dia memahami bahwa situasi sekarang sedang sulit dan perlu kerja ekstra keras.

“No komen kalau siapa kalau menilai, tetapi situasi kita ini kan situasi yang extraordinary, situasi tidak biasa, kadang kadang kita mau ngomong misalnya, siapapun yang jadi menteri ekonomi misalnya ya pasti berat, siapapun yang jadi menkes pasti sangat berat, jadi situasi sekarang saya pikir justru tidak tepat kalau Projo kemudian memberi penilaian si A begini, si B begini karena situasinya memang tidak normal,” tuturnya.

Menurutnya, siapapun yang ada di dalam pemerintahan hari ini mengalami tekanan-tekanan cukup berat. Tetapi Projo terus berharap dan berupaya agar Presiden Jokowi maupun kabinet betul-betul menghasilkan hasil yang baik.

“Tidak biasa biasa saja karena situasinya luar biasa, saya harapan semua menteri punya kinerja yang luar biasa,” pungkasnya.

Diberitakan, Ketua Umum relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer meyakini Presiden Jokowi bakal segera melakukan perombakan kabinet atau reshuffle. Dia pun menyinggung menteri Jokowi sebagai ‘brutus’. Tidak loyal kepada presiden.

“Kalau kabinet yang tidak loyal kita sudah tahu dari awal, kan mereka pada ‘brutus’. Mereka memang oriented-nya pertama nyari duit, ngegarong di pemerintahan Jokowi, Jokowi sudah tahu itu,” katanya kepada merdeka.com pekan lalu.

Menurut dia, Jokowi akan melakukan reshuffle pada Oktober atau September mendatang. Salah satunya untuk mengakomodir dukungan PAN di dalam kabinet.

“Kalau enggak September ini atau Oktober ini kan ada reshuffle besar-besaran,” katanya.

Ada dua menteri yang disebutkan Noel yang pasti terkena reshuffle. Sebab, menurutnya dua menteri ini kerap sekali melakukan tindakan yang salah dan merugikan pemerintahan Jokowi. Satu di antaranya Mensesneg Pratikno dan Menteri Perdagangan M Luthfi.

“Salah satu yang di reshuffle yang ketara bangetlah itu pasti Pratikno itu, mulai enggak dilibatkan dalam proses politik sekarang ini. Karena sudah berkali-kali blunder. Pratikno yang pertama kali direshuffle, entah kedua Lutfhi (Menteri Perdagangan), lah ketiga siapa yang jelas ini yang besar-besaran nih reshuffle-nya,” jelasnya.

Jokowi, menurut Noel, harus berani dalam bersikap dan bertindak. Sebab jika ini akan merusak kinerja pemerintahan Jokowi yang terakhir.

“Karena kalau tidak reshuffle kabinet, Menteri-menteri yang orientasi ngerampok, garong ini akan merusak kinerja pemerintahan Jokowi yang terakhir. Jadi ini bahaya. Karena kita enggak mau pemerintahan terakhir ini dirusak oleh para Brutus-Brutus, garong-garong di lingkarannya,” pungkasnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>