Sebelum Natal, Australia Berencana Buka Perbatasan


Bandara internasional Incheon di Korea Selatan. Foto: commons.wikimedia.org

Pemerintah Australia berencana membuka perbatasan internasional paling lambat saat perayaan Hari Natal pada 25 Desember mendatang.

Menteri Pariwisata Australia, Dan Tehan, mengatakan warga Negeri Kanguru akan diizinkan bepergian ke luar negeri dengan tanpa pembatasan Covid-19 ke negara-negara yang telah menyepakati koridor perjalanan atau travel bubble dengan Canberra.

Dengam begitu, Tehan menuturkan warga Australia tetap akan tunduk pada aturan soal negara-negara yang boleh dikunjungi.

“Orang-orang akan dapat bebas bepergian ke luar Australia tanpa pembatasan dan larangan di bawah rencana nasional yang mengatur tingkat risiko negara-negara dari infeksi Covid-19,” kata Tehan seperti dikutip The Straits Times pada Kamis (23/9).

Tehan menuturkan pemerintah Perdana Menteri Scott Morrison tengah menjajaki pembukaan koridor perjalanan dengan beberapa negara demi mengurangi sejumlah pembatasan perjalanan, termasuk soal waktu karantina.

Tehan berharap kebijakan karantina mandiri bagi para pendatang dari luar negeri bisa diterapkan sebelum Hari Natal tiba.

“Ini adalah alasan lain mengapa setiap orang harus divaksinasi dan kita harus tetap berpegang pada rencana nasional yang akan membuka perbatasan internasional kita, paling lambat di tingkat ini pada Natal,” kata Tehan dikutip dari CNN, Rabu (22/9).

Tehan juga telah berkoordinasi dengan industri penerbangan di Australia. Salah satu maskapai tersebut, Qantas mengumumkan, mereka akan memulai kembali penerbangan secara perlahan pada bulan Oktober.

Tehan menuturkan kebijakan pembukaan perbatasan ini berlaku setelah setelah tingkat vaksinasi di negara bagian Australia masing-masing mencapai 80 persen.

“Sangat penting bagi kita melakukan persiapan itu,” kata Tehan.

Australia menjadi salah satu negara yang menetapkan aturan pembatasan paling ketat di dunia sejak pandemi Covid-19 merebak.

Pada Maret 2020, Australia menutup perbatasan bagi non-penduduk dan menerapkan sistem karantina wajib sehingga betul-betul membatasi jumlah orang yang dapat kembali ke negara itu setiap saat.

Pemerintahan PM Morrison juga memberlakukan aturan yang mencegah penduduk meninggalkan negara itu.

“Saya berempati dengan warga Australia yang telah ditolak kesempatannya untuk bepergian ke luar negeri selama ini,” tuturnya.

Juli lalu, penyiar ABC Australia melaporkan sebanyak 38 ribu warga Canberra masih menunggu untuk dipulangkan dari luar negeri.

Pembukaan perbatasan ini berlangsung setelah Australia dihantam gelombang baru Covid-19 menyusul penyebaran varian Delta sehingga memaksa Canberra memperketat lagi lockdown.

Hingga kini, secara keseluruhan kasus Covid-19 di Australia mencapai 92.204 dengan angka kematian 1.196 jiwa.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>