Siapa Saja Wanita yang Menyusui Rasulullah?


Saat Nabi Muhammad masih bayi, ia tidak disusui oleh ibunya, Aminah. Wanita yang pertama kali menyusui Rasulullah adalah Tsuwaibah. Dia adalah budak Abu Lahab yang nantinya dimerdekakan.

Kakek Rasulullah, Abdul Muthalib, menikahi Halah binti Wahab bin Abdu Manaf. Kemudian, ia menikahkan putranya Abdullah dengan Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf dalam satu acara pernikahan yang sama.

Ibnul Jauzi mengatakan dalam buku Al-Wafa, Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad SAW yang diterbitkan Pustaka Al-Kautsar, Abdul Muthalib memiliki putra Hamzah dan Abdullah memiliki putra Rasulullah. Tsuwaibah menyusui kedua putra itu dan anaknya, Masruh.

Oleh karena itu, ketika Rasulullah diminta menikahi putri dari Hamzah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya ia tidak halal kunikahi karena ia adalah putri dari saudaraku. Sebab, aku dan bapaknya telah disusui oleh Tsuwaibah,” (HR Bukhari dan Muslim).

Setelah Nabi menikahi Khadijah, Tsuwaibah pernah mengunjungi rumahnya. Rasulullah dan Khadijah memperlakukan Tsuwaibah dengan hormat.

Setelah hijrah, Rasulullah sering mengirim bantuan sandang dan pangan kepada Tsuwaibah sampai akhir hayatnya, yaitu setelah penaklukan kota Khaibar. Sayangnya, tidak diketahui apakah Tsuwaibah sudah masuk Islam atau belum.

Selain Tsuwaibah, ibu susu Rasulullah yang lain bernama Halimah binti Abu Dzu’aib. Dia dinikahi oleh Al-Harits bin Abdul’uzza bin Rifa’ah. Saudara sesusu Rasulullah dari Halimah adalah Abdullah, Unaisah, dan Khidamah yang semuanya berasal dari Bani Al-Harits.

Khidamah berjuluk Asy-Syaima sehingga ia dikenal hanya dengan nama tersebut. Para sahabat Nabi pernah menahannya ketika pecah peperangan Hunain. Lalu Khidamah mengatakan “Ketahuilah! Aku adalah saudari Nabi kalian.” Ketika ia dihadapkan dengan Nabi, Rasulullah mengenalinya dan akhirnya ia dibebaskan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>